TERUS DISERANG, Syekh Panji Gumilang Bangun Kapal 'Anak Bahtera Nabi Nuh' Bisa Angkut 500 Orang, Mau ke Mana?

TERUS DISERANG, Syekh Panji Gumilang Bangun Kapal 'Anak Bahtera Nabi Nuh' Bisa Angkut 500 Orang, Mau ke Mana?

Syekh Panji Gumilang merencanakan membangun kapal yang disebut anak Bahtera Nabi Nuh dalam waktu dekat untuk Mahad Al Zaytun.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

BACA JUGA:YUK AMINKAN! Bandung - Cirebon 1,5 Jam, Tol Cisumdawu Dibuka Pertengahan Juni, Sekarang Sedang Uji Laik Fungsi

Terkait rencana membangun kapal ketiga, saat Taushiyah Salat Jumat, Syekh Al Zaytun mengungkapkan, tidak sekadar membangun kapal, nantinya armada tersebut akan dibekali dengan teknologi canggih.

Kemudian mesin yang sangat mumpuni yakni kapasitas total 2.500 PK. Sehingga dapat melaju lebih kencang di lautan.

"Sekali kita mau masuk lautan Indonesia itu harus benar-benar siap. Karena 75 persennya itu laut," kata Syekh Panji Gumilang.

Rencananya, setiap kapal tersebut akan memiliki fungsi yang berbeda dan menyokong blue economy Mahad Al Zaytun.

BACA JUGA:HIDDEN GEM Kuningan Nih, Obim Village Linggarjati, Kafe dan Staycation yang Tenang

Kapal nomor 3 ini, fungsinya berbeda. Karena bisa untuk mengangkut penumpang. Sedangkan kapal nomor 1 yakni Gunung Surowidi dan kapal nomor 2 Gunung Pulosari, difungsikan hanya untuk menangkap ikan.

"Kapal ketiga ini, anaknya perahu Nabi Nuh. Hanya 105 meter. Lebar atas 15 meter. Tinggi 8 meter. Kalau sudah lancar, ya bikin yang sebesar Nabi Nuh. Kapal ke-4 atau ke-5," ungkapnya.

Lalu, apa tujuan dari Syekh Panji Gumilang membangun kapal besar tersebut?

Untuk yang ketiga ini, memang ditujukan untuk mengangkut kapal barang dan penumpang. Tetapi, penumpang yang diangkut khusus pelajar Mahad Al Zaytun.

BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Tidak Menggunakan Gelar Kiai Maupun Gus, Tapi Kok Bisa Pimpin Mahad Al Zaytun?

Sedangkan untuk pengangkutan barang, rencananya akan dilakukan pengangkutan komoditi dari Jawa ke wilayah Indonesia Timur dan sebaliknya.

"Kalau kita ke Timur, melimpah ruah hasil bumi Indonesia. Namun tidak terselamatkan dengan sistem perekonomian yang kekinian," katanya.

Oleh karena itu, ke depan dengan kapal ini harus punya titik strategis yang disinggahi. Misalnya, mengangkut barang dari suatu pulau ke Jawa.

Lalu sebaliknya membawa komoditi dari Jawa ke Indonesia Timur. Dengan perjalanan pulang pergi ini, lalu lintas jadi lebih cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: