Kekaguman Syekh Panji Gumilang Terhadap Connie Rahakundini Bakrie, Namanya Dipakai untuk Kapal

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Syekh Panji Gumilang pendiri Mahad Al Zaytun ternyata memiliki kekaguman terhadap sosok Dr Connie Rahakundini Bakrie yang selama ini dikenal sebagai akademisi dan pengamat militer.

Kiprah Connie Rahakundini di dunia akademisi dan keberaniannya menyuarakan gagasan, ternyata mendapatkan perhatian dari Syekh Panji Gumilang. 

Tak tanggung-tanggung, Syekh Al Zaytun akan menggunakan nama Connie Rahakundini pada kapal ke-4 yang dibangun PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana.

Kapal yang disebut ukurannya akan dibuat sama dengan Bahtera Nabi Nuh itu, tentu bakal fenomenal. Sekaligus terbesar diantara kapal yang dibuat oleh perusahaan di bawah LKM Rahmatan Lil Alamin itu.

BACA JUGA:OH TERNYATA, Ini Arti Gelar Syekh yang Dipakai Panji Gumilang di Al Zaytun, Bukan Kiai atau Gus

Selain menjadi lambang pencapaian kemampuan membangun kapal-kapal besar, rencananya unit tersebut juga akan dipakai sebagai bagian dari blue economy Mahad Al Zaytun.

Lantas, kenapa Syekh Al Zaytun memilih Connie Rahakundini sebagai nama kapal nomor 4 itu? Sampai syekh akan mengirimkan surat tertulis demi meminta izin? 

"Ada seorang perempuan yang berani berkata benar dan memperjuangkan kebenaran. Nanti kita kirim surat, namanya untuk kapal ke-4," katanya.

Rencananya kapal ke-4 yang akan dibangun Syekh Panji Gumilang bakal memiliki ukuran yang sangat besar. Bahkan dari segi dimensi akan dibuat sama dengan Bahtera Nabi Nuh. 

BACA JUGA:PUSING! Shin Tae Yong Kesulitan, Baru 17 Pemain yang Kumpul, Padahal Lawannya Argentina

Meski baru rencana, Syekh Panji Gumilang memastikan waktu pembangunannya tidak lama lagi. Sebab, baginya saat sudah berencana, berarti sudah dipersiapkan bahan dan segala sesuatunya.

"Akannya syekh itu beda dengan orang lain. Kalau syekh bilang akan, berarti sudah ada bahannya dan segala sesuatunya sudah siap," tandasnya.

Seperti diketahui, sosok Coni Rahakundini adalah pengamat militer yang tak gentar mengkritik pemerintah maupun memperjuangkan kedaulatan negara, serta berbicara geopolitik.

Dalam kasus KKB misalnya, Coni terang-terangan menyebut bahwa kelompok separatis tersebut adalah yang paling pengecut di dunia, karena menggunakan wanita dan anak-anak sebagai tameng.

Sumber: