Tudingan Al Zaytun Sesat dan NII Tidak Berdasar, Hasil Penelitian MUI Hanya Berdasar Rumors
Datuk MYR Agung Sidayu soal tudingan Mahad Al Zaytun sesat dan keterkaitan dengan MUI. -Dok Pribadi-radarcirebon.com
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Civitas Mahad Al Zaytun menbantah tudingan ajaran di pondok pesantren tersebut sesat dan adanya keterkaitan dengan Negara Islam Indonesia (NII).
Tuduhan berkaitan dengan NII mengemuka salah satunya lewat hasil penelitian dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI pada tahun 2002.
Hasil penelitian MUI itu, bahkan dipublikasikan ulang pada April 2023. Di tengah kontroversi yang meliputi Mahad Al Zaytun sejak Salat Idul Fitri yang viral beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, semua tudingan tersebut dibantah. Bahkan, Ketua Dewan Pengawas LKM Rahmatan Lil Alamin, Datuk MYR Agung Sidayu mengungkapkan, NII sendiri sudah mati sejak tahun 1960-an. Karena itu, dia heran isu tersebut terus dituduhkan kepada Mahad Al Zaytun.
Dalam salah satu tulisannya, MYR Agung Sidayu menegaskan, NII adalah sesuatu yang sudah berakhir pada tahun 1962 saat Syekh Al Zaytun masih mondok di Pesantren Modern Gontor Ponorogo.
Karena itu, dia menyayangkan Majelis Ulama Indonesia, yang berusaha menjadi yang terbaik dalam menjastiifikasi tanpa satu pun diantara mereka yang pernah datang melakukan verifikasi (tabayyun) dan Fatwanya hanya berdasar pada Rumors atau Qiila wa Qoola.
"Sebagai seorang pendidik yang tidak hanya mendidik para santrinya di dalam kampus, tetapi juga masyarakat luas di seantero negeri, terkadang apa yang dilakukannya menjadi sesuatu yang tidak lazim (meminjam kata exponen MUI). Akan tetapi semua berdasar pada keseyogjaan Qurani dan sunnah Rasulullah SAW," bebernya.
Ditegaskan dia, sejak berdirinya sebagai lembaga Pendidikan Formal yang di resmikan oleh Presiden Habibie, Al Zaytun Indonesia sama sekali tidak mengajarkan ajaran kepada santrinya ajaran ajaran lain.
Kecuali ajaran yang berdasarkan kepada Tuntunan Allah dan Rasulnya Mohammad SAW yang tertuang dalam Alquran dan Sunnah Rasul, bukan saja terkait dengan upacara ritual tetapi juga dengan aktivitas hidup dan kehidupan, yang kesemuanya telah dan akan di lakukan sepanjang Al Zaytun Indonesia masih berdiri dan akan tetap berdiri kokoh.
Sebagai Lembaga Pendidikan berbasis Pesantren, tentu yang diajarkan adalah semua yang terkait dengan Kurikulum Kementerian Agama, sejak peringkat Dasar, Sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sampai Perguran Tinggi.
"Jika kemudian ada rumor, hoaks dan fitnah yang mengexpos adanya ajaran sesat di Al Zaytun Indonesia, maka semua itu adalah akibat dari "kedengkian", yang sudah muncul sejak awal berdirinya Al Zaytun sebagai Lembaga Pendidikan formal di tahun 1999," tegasnya.
Al Zaytun Indonesia sejak berdirinya telah membawa banyak pendobrakan terhadap image Pesantren yang selalu dianggap sebagai Lembaga Pendidikan marginal, sehingga dengan berdirinya Alzaytun Indonesia dengan performance yang besar dan tertata dengan tartil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: