BANYAK KONTROVERSI, Minat Santri Masuk Al Zaytun Tidak Surut, Datang Pakai Bus

BANYAK KONTROVERSI, Minat Santri Masuk Al Zaytun Tidak Surut, Datang Pakai Bus

Meski di tengah kontroversi, namun minat santri dan wali santri masuk Mahad Al Zaytun tidak surut, hal itu terlihat dari penerimaan santri baru. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Meski dirundung banyak kontroversi dan polemik, minat santri dan wali santi masuk ke Mahad Al Zaytun ternyata tidak surut.

Bahkan, banyak santri yang mengikuti proses pendaftaran maupun seleksi yang dilaksanakan pada, Kamis, 22, Juni 2023 bertepatan dengan adanya aksi demo.

Para santri dan wali santri itu, datang dari berbagai daerah. Bahkan ada yang datang menggunakan bus, dan masuk ke dalam kawasan pondok pesantren di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu itu.

Ketua Pelaksana Penerimaan Santri Baru (PSB) Al Zaytun, M Iqbal Aulia S Sos mengungkapkan, penerimaan santri meliputi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

BACA JUGA:PERTAHANAN Al Zaytun Sungguh Kokoh, 4.000 Kendaraan Berdatangan dari Luar Kota

Karena sedang berlangsung demo dari Solidaritas Dharma Ayu, para santri tersebut tidak dilewatkan dari gerbang utama. Tapi dari sebelah selatan.

"Untuk teknis atau alurnya, para calon santri masuk lewat gate selatan dan diarahkan untuk menurunkan barang," kata Iqbal, seperti dilansir radarcirebon.com dari Publikasi Mahad Al Zaytun

Untuk bisa masuk dalam kampus, dilakukan juga serangkaian tes. Santri bersama wali santri melakukan tes swab dan urine. Setelah itu, biodata dan melengkapi persyaratan.

"Setelahnya baru tes kesehatan yang dilakukan di gedung. Pemeriksaan meliputi fisik, thorax dan penyakit lainnya," kata Iqbal.

BACA JUGA:Wasit Liga Indonesia Bisa Lebih Sejahtera, Erick Thohir Sudah Memutuskan Pola Kerjanya, Dijamin Halal

Setelah tuntas melakukan skrining kesehatan, lalu berlanjut ke tes lisan, wawancara, tahfidz dan akademik. Tes wawancara itu, terutama berkaitan kesiapan santri, dan wali santri. Kesediaan mengikuti disiplin yang ada di Mahad Al Zaytun. Hingga dari sisi biaya.

"Kami berharap proses ini berjalan dengan lancar dan tidak kurang satu apapun. Sehingga para santri dapat diterima untuk menjadi peserta didik," ungkapnya. 

Sebab, sambung Iqbal, Al Zaytun adalah pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian, menuju masyarakat sehat, cerdas dan manusiawi.

"Mereka adalah kader bangsa dan siapapun berhak mendapatkan pendidikan di Kampus Al Zaytun," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: