Atasi Kenaikan Harga Ayam, Begini Solusi dari BI dan TPID Kota Cirebon

Atasi Kenaikan Harga Ayam, Begini Solusi dari BI dan TPID Kota Cirebon

Kepala KPw BI Cirebon, Hestu Wibowo saat diwawancarai pada kegiatan Ngopi Bareng Media.-APRIDISTA SITI RAMDHANI-RADAR CIREBON

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Meroketnya harga daging ayam di kota Cirebon tembus hingga Rp45ribu/kg.

Hal ini sempat membuat pedagang ayam di kota Cirebon ingin mogok berjualan lantaran harga yang tak kunjung menurun.

Meski begitu, pemerintah kota Cirebon sudah melakukan mediasi akan upaya menekan harga daging ayam di kota Cirebon.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon juga telah menyiapkan beberapa strategi guna menjaga stabilitas harga dan pasokan daging ayam di kota Cirebon. 

Kepala KPw BI Cirebon, Hestu Wibowo dalam acara Ngopi Bareng Media menuturkan terjadinya harga daging ayam yang terus meroket disebabkan karena adanya peningkatan pakan ternak.

Perlu diketahui komponen pakan ternak saat ini lebih dari 60% didapatkan dengan import dari berbagai negara termasuk jagung.

Sedangkan kondisi komoditas di pasar global saat ini sedang mengalami peningkatan harga.

BACA JUGA:Ketika Teroris Bersenjata Beraksi di Cirebon, Langsung Dilumpuhkan Pasukan Elite TNI AL

BACA JUGA:Latih Naluri Tempur, 120 Prajurit Kodim 0614/Kota Cirebon Ikuti Latihan Menembak

Itu karena adanya masalah rantai distribusi yang terganggu dengan adanya masalah geopolitik dan perang dagang yang ramai di Asia Timur seperti di China, Korea, dan Taiwan.

"Terjadi imported inflation dimana harga jagung yang merupakan komponen pakan ternak naik, sehingga akhirnya berpengaruh pada harga daging ayam," paparnya.

Kunci utama dalam menekan laju inflasi adalah 4K yakni Keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi.

Untuk itu KPw BI Cirebon bersama TPID Kota Cirebon pu telah melakukan beberapa strategi untuk menangani permasalahan ini. Karena kota Crebon sebagai kota konsumsi, saat ini tidak memiliki sentra produksi.

Sehingga harus dilakukan penjajakan kerjasama dengan daerah produsen daging ayam ras. Baik dengan daerah di provinsi Jabar maupun daerah lainnya di luar Jabar yang mengalami surplus daging ayam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: