Salat Idul Adha di Mahad Al Zaytun Viral Lagi, Shaf Perempuan Sampai ke Belakang Imam

Salat Idul Adha di Mahad Al Zaytun Viral Lagi, Shaf Perempuan Sampai ke Belakang Imam

Pelaksanaan shalat Idul Adha di Mahad Al Zaytun yang kembali viral di media sosial.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Setelah Salat Idul Fitri, ternyata Salat Idul Adha viral lagi di media sosial, diawali dari publikasi Mahad Al Zaytun, Kamis, 29, Juni 2023.

Bahkan, Salat Idul Adha ini menerapkan shaf yang sejajar antara laki-laki dan perempuan. Berbeda dengan ketika Salat Idul Fitri di mana hanya ada satu orang perempuan yang berada di depan.

Pada Salat Idul Adha, kondisinya berbeda. Jemaah perempuan menempati shaf dari bagian belakang imam ke sebelah kiri.

Kemudian jemaah laki-laki menempati bagian dari belakang imam ke sebelah kanan. Menariknya, antara jemaah perempuan dan laki-laki tidak menggunakan tirai.

BACA JUGA:Mahfud MD Bicara Soal Al Zaytun yang Masih Buka Pendaftaran Santri: Silakan Menerima

Hanya terdapat jarak yang cukup berjauhan antara jemaah satu dengan lainnya. Termasuk antara perempuan dan laki-laki.

Dengan kondisi demikian, salat Idul Adha di Mahad Al Zaytun kembali mendapat sorotan dan viral di media sosial.

Syekh Panji Gumilang mengaku punya alasan tersendiri. Dirinya juga mengklaim sumber hal itu berdasarkan Alquran. Sehingga tidak bisa orang lain melabeli sesat.

Menurutnya, ajaran kepada santri Mahad Al-Zaytun sesuai dengan Alquran. Untuk kurikulum mengacu pada kementerian agama, dan kemendikbud yang di-combine. Itu mendapatkan akrediasi A Unggul.

BACA JUGA:Perbandingan Situs Gunung Padang dan Borobudur, Luas 10 Kali Lipat, Tinggi 3 Kali Lipat

"Baik di tingkat dasar, menengah dan tinggi. Kalau itu sebuah ajaran sesat, dari dulu sudah out," tegas Syekh Panji Gumilang.

Kemudian kalau hal yang berkenaan dengan pelaksanaan salat, ada wanita, Syekh Al Zaytun mengaku mengedepankan fiqih sosial. Mengangkat harkat, martabat wanita yang selama ini terpinggirkan.

"Baru dimulai dalam politik baru 30 persen. Berdasarkan pemahaman yang saya punya berdasarkan Alquran, (pria dan wanita) sama. Minal muslimin, wal muslimat. Wal mukminin, wal mukminat. Wal qonitin, wal qonitat," bebernya.

Mengacu pada hal itu, tidak layak wanita dikesampingkan. Justru harus memiliki peran dan martabat yang sama dengan pria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: