Belanda Kembali Sampaikan Ucapan Permintaan Maaf Atas Keterlibatannya dalam Perbudakan di Masa Lampau

Belanda Kembali Sampaikan Ucapan Permintaan Maaf Atas Keterlibatannya dalam Perbudakan di Masa Lampau

Kerajaan Belanda minta maaf atas keterlibatannya perdagangan budak pada masa lampau.-Pixabay-

AMSTERDAM, RADARCIREBON.COM - Setelah sekian lama terpendam, akhirnya Raja Belanda Willem-Alexander, Sabtu 1 Juli 2023 waktu setempat menyampaikan statemen paling bersejarah dalam peradaban manusia.

Raja Belanda menyampaikan ucapan permintaan maaf atas keterlibatan negaranya pada masa lalu dalam aktivitas perbudakan yang efeknya masih terasa hingga saat ini.

BACA JUGA:Momentum Idul Adha 1444 H Dimanfaatkan Konci Rianty untuk Berbagi Daging Kurban

Ungkapan permintaan maaf Raja Belanda ini disampaikan dalam upacara peringatan 160 tahun penghapusan secara legal perbudakan di Belanda, termasuk di negara-negara bekas jajahannya di Karibia.

"Pada hari ini saat kita mengenang sejarah perbudakan Belanda, saya memohon maaf atas kejahatan terhadap kemanusiaan ini," kata Willem-Alexander.

BACA JUGA:Jeruk Makan Jeruk, KPK Usut Oknum Pegawainya yang Diduga Lakukan Korupsi

Dijelaskan, rasisme dalam masyarakat Belanda masih menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Dia menyadari tidak semua orang bersedia menerima permintaan maafnya.

"Namun "waktu telah berubah dan Keti Koti ... rantai (perbudakan) benar-benar telah terputus," kata dia, disambut sorak-sorai dan tepuk tangan dari ribuan penonton di monumen perbudakan nasional di Oosterpark Amsterdam.

BACA JUGA:Jawa Barat Kondusif, Ridwan Kamil Apresiasi Kedekatan Polri dengan Rakyat

"Keti Koti" adalah kata dalam bahasa Suriname yang berarti 'memutus rantai'. 

Keti Koti dijadikan sebagai nama hari peringatan perbudakan dan perayaan kebebasan yang diperingati setiap 1 Juli di Belanda.

BACA JUGA:Nasib Al Zaytun Tinggal Menghitung Hari, Keputusan Bakal Dibacakan Mafud MD

Permintaan maaf dari Raja itu disampaikan di tengah renungan yang meluas tentang masa lalu kolonialisme Belanda, termasuk keterlibatan Amsterdam dalam perdagangan budak Atlantik dan perbudakan di negara-negara bekas jajahannya di Asia.

Pada 2020, Willem-Alexander juga telah meminta maaf kepada Indonesia atas "kekerasan berlebihan" selama penguasaan kolonial Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase