Sejarah Memasak Empal Dalam Gentong, Kayu Asem Wajib Ada

Sejarah Memasak Empal Dalam Gentong, Kayu Asem Wajib Ada

Sejarah Empal Gentong yang berawal dari Desa Battembat dan Desa Panembahan.-Ist-Radar Cirebon

RADARCIREBON.COM - Cirebon memiliki segudang masakan khas yang menjadi buruan para wisatawan. Salah satunya empal gentong.

Makanan sejenis gulai yang dimasak dalam wadah dari tanah liat ini, memiliki sejarah hingga menjadi makanan khas Cirebon.

Empal gentong yang tersaji sekarang ini, terdiri dari bahan daging sapi. Namun pada awal sejarahnya, merupakan daging kerbau.

Pada tahun 1950-an, di luar Kota Cirebon terdapat dua orang pemilik kerbau dalam jumlah sangat banyak.

BACA JUGA:Sensasi Empal Gentong Daging Kerbau, Apakah Masih Ada dan Seperti Apa Rasanya?

Lokasi tersebut mengarah ke arah Plered, dua pemilik kerbau itu tinggal di Desa Battembat dan satunya tinggal di Desa Panembahan.

Meski keduanya tinggal di desa yang berbeda, namun masuk dalam satu lingkungan, karena kedua desa saling bersebelahan.

Selain jumlah kerbau yang mereka miliki banyak, kandang kerbau yang mereka bangun juga berukuran besar.

Dikutip dari disbudpar.cirebonkota.go.id, pemilik kerbau di Desa Panembahan adalah Haji Denan. 

BACA JUGA:Empal Gentong, Makanan Khas Cirebon yang Sangat Terkenal, Ini Seluk-beluknya

Bagi warga yang ada di kedua desa tersebut, menyantap makanan dari daging kerbau menjadi kebiasaan sehari-hari.

Para wanita di Desa Battembat khususnya, dituntut untuk selalu menghidangkan masakan enak dengan bahan daging kerbau.

Untuk bisa menghasilkan masakan enak, para wanita Desa Battembat harus melakukan kreasi dalam mengolah makanan.

Kira-kira tahun 1957, para wanita berhasil melakukan kreasi makanan, dimana tercipta satu jenis masakan baru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: