Buah Mangga Jadi Komoditas Unggulan Kab Cirebon untuk Pasar Ekspor
Buah mangga menjadi salah satu komoditas unggulan dari Kabupaten Cirebon. Beberapa jenis mangga, diantaranya diminati konsumen dari luar negeri. -Pixabay-
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Pemerintah Kabupaten Cirebon terus mendorong produktivitas pertanian mangga.
Hal tersebut dilakukan untuk mendongkrak salah satu komoditas unggulan Kabupaten Cirebon itu bisa merajai pasar ekspor.
Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg mengatakan, buah mangga menjadi salah satu komoditas unggulan dari Kabupaten Cirebon. Beberapa jenis mangga, diantaranya diminati konsumen dari luar negeri.
Ditambahkan Imron, beberapa tahun lalu, ada salah seorang petani yang mampu menemukan varietas mangga terbaru, varietas tersebut bernama Roman Ayu.
BACA JUGA:900 Lulusan SD Tak Lanjut Sekolah, Setengah SMPN di Kabupaten Cirebon Kurang Siswa
Varietas teranyar itu memiliki ukuran lebih besar dibandingkan jenis lainnya. Hal tersebut menjadi semangat para petani lokal untuk bersaing merajai pasar ekspor.
"Setiap petani yang menemukan mangga jenis baru, pemerintah akan bantu hingga mengenalkan kepada masyarakat.”
“Intinya, kalau petani bisa hasilkan mangga kualitas mutu tinggi, maka akan layak ekspor," kata Imron saat ditemui di Desa Karangsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Kamis 27 Juli 2023.
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ono Surono ST menyebutkan, dalam upaya mendongkrak komoditas mangga menjadi ekspor unggulan, pihaknya mendorong Kementerian Pertanian membangun pusat pembibitan mangga.
BACA JUGA:Pemprov Jabar Luncurkan Aplikasi Singakota, Begini Fungsinya
Disebutkan Ono, komoditas mangga tidak hanya dimiliki Kabupaten Cirebon, melainkan ada Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sumedang.
"Melalui tempat pusat pembibitan itu, nantinya bisa dikerjasamakan dengan asosiasi petani mangga, salah satunya dari Kabupaten Cirebon," kata Ono.
Menurut Ono, dibalik tingginya angka produksi mangga, hanya sebagian saja yang mampu menembus pasar ekspor.
"Syarat untuk ekspor itu banyak aturan, karena beberapa negara seperti Jepang itu ketat. Contoh, melarang lalat buah masuk dan mengatur kadar pestisida," ujar Ono. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase