Wah, ‘Kiamat’ Sudah Dekat, Dipredeksi bakal Landa Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

Wah, ‘Kiamat’ Sudah Dekat, Dipredeksi bakal Landa Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengingatkan ancaman el nino untuk Indonesia dan perekonomian.-Ist/tangkapan layar-radarcirebon.com

JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Ini kabar buruk, patut diwaspadai dan jangan dianggap sepele. ‘Kiamat’ sudah mulai mendekati Indonesia

Negeri yang dilintasi garis khatulistiwa ini bakal dihantui oleh ancaman mengerikan. Dimulai dari ‘Kiamat’ makanan yang diprediksi tak lama lagi terjadi.

Penyebabnya adalah kemarau panjang. Bencana ini bakal melanda sebagian besar wilayah Indonesia.

Adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memberi kabar buruk soal kiamat makanan tersebut.

BACA JUGA:Demi Suami, Wanita asal Bogor Selundupkan Narkoba ke Lapas Kesambi Cirebon Terancam Penjara Seumur Hidup

Dia pun mengingatkan kita semua untuk mewaspadai ancaman itu. Menurutnya, setidaknya ada dua hal yang menghantui ancaman ini.

Pertama-tama dimulai dari adanya kenaikan harga komoditas pangan pada semester kedua tahun ini. Pemicunya adalah El Nino atau kemarau panjang.

Penyebab kedua, kata Sri Mulyani, adanya penangguhan Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiatives. Hal itu imbas dari perang Rusia - Ukraina yang berkepanjangan.

"Pada paruh kedua tahun ini kita akan sangat dipengaruhi ketidakpastian dari komoditas,” ungkap Sri Mulyani.

BACA JUGA:Pedagang Pasar Junjang Nekat Berhentikan Truk Proyek, Sempat Adu Argumen

“Hampir mirip seperti 2022, ditambah dengan nanti El Nino. Ini menjadi sesuatu yang harus kita waspadai pada paruh kedua 2023 ini," kata Sri Mulyani.

Dia mengungkapkan persoalan itu akan berpengaruh terhadap Indonesia. Hal itu karena bahan pangan Indonesia masih dipengaruhi oleh produk panganan yang termasuk dalam Black Sea Grain Initiatives. Seperti gandum hingga biji bunga matahari.

Pada Juli lalu, Rusia mengakhiri perjanjian untuk distribusi di laut hitam yang merupakan lalu lintas dari gandum dan bunga matahari.

Oleh sebab itu, menurutnya, berbagai komoditas yang terkait dengan perjanjian itu akan mengalami lonjakan harga seperti pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: