Minim Inovasi, DPRD Kritik Performa Sekolah

Minim Inovasi, DPRD Kritik Performa Sekolah

MINIM INOVASI. Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Aan Setiawan SSi menilai sekolah yang kekurangan siswa lantaran minim inovasi.-Samsul Huda-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Tidak sedikit SDN dan SMPN di Kabupaten Cirebon kurang mininati siswa. Alasan orang tua pun beragam. Memilih menyekolahkan anaknya ke swasta. Imbasnya, kuota siswa di setiap sekolah negeri tak sesuai ekspektasi .

Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SD maupun SMP setiap tahunnya pun dianggap fenomena biasa. Kondisi itu justru  menjadi sorotan. Terlebih, banyak sekolah yang hanya mendapatkan peserta didik baru, dibawah 20. Paling parah, ada yang hanya mendapatkan satu orang siswa saja.

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Aan Setiawan SSi mengatakan, penyebab kurang diminatinya sekolah negeri bisa jadi, karena minimnya inovasi, yang dilakukan pihak sekolah. Selain itu, performa sekolah tidak enak dipandang. Kumuh.

"Mutu kualitas pendidikannya kurang," kata Aan, Rabu (2/8)

BACA JUGA:Buka Pelatihan Vokasional Sekoper Cinta Tahun 2023, Atalia Praratya: Bantu Turunkan Angka Kemiskinan

BACA JUGA:Gajah di Pelupuk Mata Tak Nampak, Potensi Penumpang dari Tegal dan Brebes yang Dilupakan Bandara Kertajati

Untuk poin terakhir ini, kata politisi PDIP dari daerah pemilihan (Dapil) 5 ini, pihaknya mendapatkan informasi menarik. Disaat, melakukan kunjungan kerja ke salah satu sekolah di Kabupaten Cirebon. "Dari kunjungan itu, saya mendapatkan informasi, kenapa tidak diminati penyebabnya karena lulusan dari sekolah tersebut nakal-nakal," terangnya.

Itu artinya, mutu pendidikannya tidak mumpuni. Tidak sesuai dengan keinginan dari walimurid. Sejatinya, pendidikan itu bisa menciptakan karakter anak didiknya.

Makanya kata politisi empat periode itu, Dinas Pendidikan harus menginventarisir sekolah yang tidak dalam kondisi optimal. Baik dari segi performanya, maupun hal lainnya. Tak kalah penting, lanjut Aan, Disdik pun harus bisa lebih selektif, ketika muncul permintaan pembuatan sekolah baru.

"Pada saat perencanaan, yang mau buat sekolah baru jangan berdekatan dengan sekolah yang sudah ada. Karena bisa jadi, faktor penyebab lainnya, karena terlalu banyaknya sekolah baru," ungkapnya.

BACA JUGA:Lepas Kwarcab Pramuka ke Raimuna Nasional XII di Cibubur, Bupati Imron Sampaikan Pesan Ini

BACA JUGA:Pesimis Warga Bandung Pindah ke Bandara Kertajati saat Bandara Husein Sastranegara Ditutup

"Terlalu banyak sekolah kan juga menyebabkan sekolah ketat. Dan itu tidak hanya SD saja. SMP juga sama. Bagus sih, kalau diimbangi dengan penguatan yang sepadan, tapi faktanya kan tidak," imbuhnya.

Terpisah, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ade Kandar SSos menjelaskan kalau dewan melihat faktor utama terjadinya kekurangan peserta didik karena berdasarkan performa sekolah, sebetulnya bukan penyebab utama.

"Kalau performa itu, diterjemahkan karena minimnya sarana prasarana sekolah, kami meyakini itu bukan penyebab utama. Paling berpengaruh karena banyaknya sekolah swasta," tuturnya.

Tapi, pihaknya tidak menampik masih banyak sekolah yang membutuhkan perbaikan. Baik perbaikan total maupun sekedar rehab biasa. Dipastikan, ditahun 2023 ini, rehab untuk beberapa sekolah bisa digelar.

"Diharapkan nanti setelah rehab selesai, bisa menarik kepercayaan publik. Kalaupun terkait SDN Mulyasari yang hanya mendapatkan satu siswa, itu mah sudah dari dulu. Karena disana tidak hanya SD saja. Ada tiga MI dan ada juga SDIT," pungkasnya. (sam/adv)

BACA JUGA:Abah Dadang Disalatkan di Masjid Sang Cipta Rasa, Dikebumikan di Gunung Jati

BACA JUGA:Danlanal Cirebon Siap Menyambut Kedatangan Menkopolhukam ke Cirebon Hari Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: