Pengamat: Bandara Sepi Karena Rute Penerbangan 'Tidak Manis'
Pembangunan Bandar Udara Internasional Kertajati Majalengka sempat memantik demo pemilik sawah.-Artanto Ishaam/Ist-radarcirebon.com
BACA JUGA:KLHK Perkuat Kolaborasi Pembangunan Ekonomi Inklusif Bagi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial
Bandara JB Soedirman Purbalingga yang diresmikan 21 Juni 2021 lalu, berjarak 172 Km ke Bandara Wiriadinata.
Akibatnya, Bandara Wiriadinata Tasikmalaya sepi penumpang, begitu juga dengan Bandara JB Soedirman.
Dari jadwal yang pernah dicatat, Bandara JB Soedirman hanya melakukan 12 kali penerbangan.
Nasib yang sama juga menimpa Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, sepi penumpang dan terkesan kurang diminati maskapai penerbangan.
BACA JUGA:Technical Skill Contest, Upaya AHM Mengalibrasi Kompetensi Para Teknisi
Menurut A Jamaludin, Plt Kadishub Kota Tasikmalaya, alasan tidak diliriknya Bandara Wiriadinata oleh maskapai penerbangan karena masalah pesawat.
Maskapai penerbangan yang pernah diajaknya membuka rute penerbangan di Tasikmalaya, tidak memiliki jumlah pesawat jenis propeller yang memadai.
"Alasan para direktur maskapai karena kekurangan pesawat," kata A Jamaludin.
Nasib tidak jauh berbeda dialami Bandar Udara Internasional Kertajati Majalengka.
BACA JUGA:BPDLH Dialog Kolaborasi Pembangunan Ekonomi Inklusif pada Masyarakat Sekitar Hutan
Badara Kertajati merupakan proyek mewah dengan dana yang dihabiskan mencapai Rp2,6 triliun.
Namun sejak diresmikan Juni 2018 lalu, bandara terbesar kedua di Indonesia itu, kurang diminati maskapai penerbangan.
Bandara yang dibangun di lokasi yang kurang strategis, menjadi alasan penumpang enggan untuk melakukan terbang dari Kertajati.
Selain itu, akses menuju bandara yang terbatas, menjadi alasa lain penumpang untuk meliriknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: