Hanya 5.000 Meter, Kenapa Jembatan Jawa Bali Tidak Pernah Dibangun? Terhalang Mitos Dang Hyang Siddhi Mantra
Mitos Dang Hyang Siddhi Mantra menjadi alasan kenapa Jembatan Jawa Bali tidak pernah dibangun.-GNFI-radarcirebon.com
BACA JUGA:Bersama Pelatih Baru, Persita Ingin Ulang Sukses, bisa Curi Poin di Kandang Persib Bandung
Saat ini, masyarakat yang hendak bepergian ke Bali hanya bisa menggunakan 2 akses transportasi yakni pesawat udara dan kapal laut.
Padahal Bali adalah destinasi favorit wisata masyarakat Indonesia dan mancanegara. Sehingga pada momen tertentu kerap terjadi penumpukan kendaraan yang hendak menyeberang di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi maupun di Pelabuhan Gilimanuk Bali.
Kendati bakal sangat menguntungkan, pembangunan jembatan tersebut ditolak. Ada alasan penting kenapa Jembatan Jawa Bali tidak pernah dibangun.
Gubernur Bali, Wayan Koster ketika mendengar wacana tersebut muncul lagi, kembali menegaskan penolakannya.
BACA JUGA:Alhamdulillah, Waktu Pendaftaran CASN untuk PPPK Guru Diperpanjang, Segera Daftar!
Menurut dia, akses Jawa - Bali sudah cukup hanya menggunakan kapal laut dan pesawat. Tidak perlu jalur darat dengan jalan tol ataupun jembatan.
"Jembatan Jawa - Bali, tidak! Saya tolak!" tegas Koster, seperti dilansir dari Asumsi, pada medio Juli 2023.
Ditegaskan dia, alam sudah menciptakan bahwa Pulau Jawa dan Bali terpisah. Sehingga jalur transportasi yang memungkinkan memang hanya cukup lewat laut dan udara.
Selain faktor alam, Koster blak-blakan bahwa ada mitos atau mitologi Hindu yakni Dang Hyang Siddhi Mantra.
BACA JUGA:Angkanya Relatif Kecil, Kelurahan Kesenden Tak Lagi Masuk Lokus Utama Stunting Kota Cirebon
Mitologi tersebut secara jelas menyebutkan bahwa Jawa dan Bali memang dipisahkan laut sebagai pembatas, sekaligus alam yang menyaring pengaruh negatif dari luar.
"Pembangunan Jembatan Jawa dan Bali bisa melanggar adat istiadat yang sakral bagi masyarakat," tegas dia.
Karena itu, Wayan Koster tegas menolak wacana tersebut baik pembangunan jembatan atau tol bawah laut dengan desain dinding kaca.
Meski secara ekonomi menguntungkan, tetapi akan memberikan pengaruh buruk kepada masyarakat dan merusak tatanan sosial, budaya juga politik masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: