Film Dokumenter Jessica Kumala Wongso Ungkap Isi Buku Harian: Mereka Merasa Curiga
Film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso turut mempublikasikan buku harian Jessica Kumala Wongso.-Ist/Tangkapan Layar-radarcirebon.com
Dia juga menegaskan bahwa tidak ada niatan datang lebih cepat. Dirinya hanya berusaha datang tepat waktu. Sebaliknya, teman-temannya termasuk Mirna memang datang terlambat.
"Aku tak menyangka mereka akan tiba 40 menit kemudian," tandas Jessica mengutarakan cerita versinya.
Tidak hanya itu, Jessica juga menjelaskan mengenai tudingan bahwa dirinya menaruh racun sianida saat minuman es kopi untuk Mirna ditutupi dengan paper bag.
"Mereka juga merasa curiga saat aku memindahkan kantung kertas. Aku hanya bosan," tulis Jessica pada buku harian berbahasa Inggris itu.
Pasca kejadian itu, Jessica mengaku hidupnya tidak tenang. Apalagi, pribadinya juga keluarga mulai diusik media.
"Media mulai mengintai rumah kami. Kami harus sembunyi-sembunyi untuk masuk ke rumah kami sendiri," tulisnya.
Setelah kejadian itu, beberapa hari berselang dirinya diamankan polisi di salah satu hotel. "Beberapa hari kemudian, aku ditangkap," tulisnya.
Masa penahanan tersebut menimbulkan trauma yang mendalam untuk gadis dengan Bahasa Inggris Aksen Australia itu.
BACA JUGA:4 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Daun Sirsak, Efektif Melawan Sejumlah Penyakit
Dirinya harus tidur di lantai yang keras dan dingin di ruangan kosong. Saat itu, juga menyadari bahwa seluruh kesalahan telah dibebankan kepada dirinya.
"Aku menghabiskan malam berbaring di lantai yang keras dan dingin sambil menatap ruang kosong. Satu hal yang pasti, dunia telah runtuh menimpaku," katanya.
Kasus kematian Wayan Mirna Salihin tersebut, kata Jessica, telah memukul dirinya. Sebab, sampai kapan pun cap sebagai pembunuh akan melekat.
Padahal, dirinya merasa tidak bersalah dan melakukan pembunuhan seperti yang dituduhkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: