Sepekan Konflik Israel-Palestina, 1.843 Orang Palestina Tewas dan 7.138 Terluka di Gaza
Operasi Pedang Besi dilancarkan Israel sebagai balasan kepada Hamas, salah satunya bom dari pesawat tempur yang mengenai masjid di sebelah barat Kota Gaza.-Eye On Palestine/Ig-radarcirebon.com
GAZA, RADARCIREBON.COM - Korban meninggal dunia akibat serangan militer Israel terhadap Palestina di GAZA dan Tepi Barat tercatat sebanyak ribuan orang.
Dirinici, jumlah korban jiwa di Jalur Gaza mencapai 1.843 orang, sedangkan 44 orang lainnya tewas di Tepi Barat.
Hal ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina yang dilansir dari kantor berita Wafa, Sabtu 14 Oktober 2023.
Sementara, sebanyak 7.138 orang terluka akibat serangan Israel yang dilancarkan setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.
BACA JUGA:Villa Ciboer Pass Sindangwangi Majalengka, Cocok Untuk Destinasi Staycation yang Menyenangkan!
Sebanyak 250 dari 700 korban luka di Tepi Barat dirawat di rumah sakit.
Gempuran Israel yang masih berlangsung menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi penduduk Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban jiwa, terutama anak-anak dan tenaga kesehatan, kian bertambah.
Sementara, WHO menyampaikan bahwa Warga sipil Palestina tidak lagi memiliki tempat aman untuk berlindung dari serangan udara.
BACA JUGA:Dua Pembalap Aprilia Kuasai Sirkuit Mandalika dalam Sesi Latihan MotoGP 2023
"Warga sipil tidak punya tempat aman lagi untuk berlindung. Kementerian Kesehatan Palestina sudah memberi tahu WHO bahwa tidak mungkin mengungsikan pasien rumah sakit yang rentan dari utara Gaza," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic pada konferensi pers PBB di Jenewa.
Jasarevic mengatakan WHO bersama badan-badan PBB lainnya terus mendesak Israel agar membatalkan perintah memindahkan 1,1 penduduk Palestina dari utara ke selatan Gaza dalam waktu 24 jam.
WHO mendesak Israel mengakhiri konflik dan kekerasan di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan penderitaan tak terbayangkan.
Dia menambahkan bahwa pasien-pasien rumah sakit yang rentan, termasuk mereka yang sudah terluka parah, orang dewasa, anak-anak, dan bayi baru lahir yang hidupnya bergantung pada alat bantu dan harus menjalani perawatan intensif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase