Viral Buku Harian Jessica Kumala Wongso di Film Dokumenter Netflix, Seperti Apa Isinya?

Viral Buku Harian Jessica Kumala Wongso di Film Dokumenter Netflix, Seperti Apa Isinya?

Isi buku harian Jessica Kumala Wongso yang ditayangkan di Film Dokumenter Netflix, Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.-Istimewa/Netflix - Kolase/Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Buku Harian Jessica Kumala Wongso yang ditayangkan di Film Dokumenter Netflix, Ice Cold: Coffee, Murder, and Jessica Wongso menjadi perbincangan dan membuat kasus ini viral di media sosial.

Buku harian tersebut menjadi cara bagi produser film dokumenter tersebut, Rob Sixsmith untuk menyuarakan apa yang menjadi isi hati Jessica Kumala Wongso.

Pasalnya, dalam film dokumenter tersebut, Jessica Kumala Wongso tidak berhasil diwawancarai dengan alasan akses diblokir oleh pihak Lapas Perempuan Kelas IIA Pondok Bambu.

Dalam buku harian tersebut, Jessica Wongso menyampaikan mengenai kondisinya di dalam penjara.

BACA JUGA:Motif Jessica Meracuni Mirna Pakai Sianida, Ini Pengakuan Sandy Salihin dan Arief Soemarko ke Media Australia

Bagaimana hari-harinya dilalui dan trauma karena kasus tersebut, telah memberikannya cap sebagai pembunuh.

Melalui buku harian yang ditayangkan di film dokumenter tersebut, Jessica juga tetap tidak mau mengakui bahwa dirinya adalah pelaku pembunuhan Wayan Mirna Salihin menggunakan sianida.

Jessica menyatakan bahwa pertemuannya dengan Wayan Mirna Salihin, dan Hani sebatas melepas rindu karena sudah lama tidak bertemu.

"Saatnya membahas hari saat kami seharusnya bertemu untuk minum kopi," kata Jessica lewat buku harian tersebut.

BACA JUGA:Kesaksian Bekas Bos di Australia yang Memberatkan Jessica Wongso, Pernah Dapat Ancaman Pembunuhan

Menurut dia, semua menaruh curiga karena dirinya datang lebih cepat dari teman-temannya pada sore hari 6, Januari 2016. Sehingga dijadikan tersangka dan kini berakhir sebagai narapidana.

Padahal, kedatangannya yang lebih cepat adalah sesuatu yang tidak disengaja. Murni karena teman-temannya yang datang terlambat.

"Mereka merasa curiga karena aku memesan sebelum teman-temanku datang," kata Jessica mengenai kejadian di Olivier Caffe Grand Indonesia pada 6, Januari 2016 sore hari.

Dia juga menegaskan bahwa tidak ada niatan datang lebih cepat. Dirinya hanya berusaha datang tepat waktu. Sebaliknya, teman-temannya termasuk Mirna memang datang terlambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: