Tiga Hari Hasil Investigasi Diketahui
*Beredar SMS, Keluarga Korban Ditawari Santunan, Asalkan Tak Melanjutkan ke Proses Hukum CIREBON – Tim investigasi dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon mulai bekerja untuk mencari titik terang penyebab kematian Abdul Qodir Jaelani, salah satu mahasiswa yang diduga dianiaya saat mengikuti diklatsar pencita alam UKM Mahapeka. Pembantu Rektor (Purek) III Prof H Cecep Sumarna mengungkapkan, pihaknya dan beberapa instansi lainnya tengah bekerja melakukan investigasi terkait meninggalnya Abdul Qodir Jaelani. Dia memastikan tim akan bekerja profesional, dengan mengungkap fakta dan data yang riil sesuai kejadian di lapangan. “Kami semua bekerja keras untuk melakukan investigasi terkait meninggalnya mahasiswa saya. Mulai dari sekarang tanggal 4 kami terus melakukan pencarian informasi dari anak-anak Mahepeka maupun peserta lain yang saat itu mengikuti kegiatan diklatsar. Mudah-mudahan dengan membentuk tim investigasi ini bisa menemukan titik terang penyebab kematian korban,” terang Cecep saat dihubungi Radar Cirebon melalui sambungan telepon seluler, kemarin. Dia menambahkan, dalam waktu dua atau tiga hari ke depan hasil investigasi bisa diketahui sehingga memperjelas kronologi kematian Abdul Qodir Jaelani. Sementara itu, paman almarhum Abdul Qodir Jaelani, Hariri mengatakan, keluarga masih bertanya-tanya soal penyebab kematian korban. Pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk mencari informasi yang sebenarnya terkait kasus keponakannya. Soal rencana lapor ke polisi, pihak keluarga memang berencana melaporkan ke Polres Kuningan. Namun ia dan beberapa keluarga lain belum memutuskan kesepakatan itu lantaran harus membutuhkan kesepakatan dari keluarga lain yang ada di Jakarta. “Saya sebagai paman almarhum berencana akan melaporkan terkait adanya kejanggalan atas meninggalnya almarhum. Namun saya tidak bisa memutuskan kehendak sendiri, harus menunggu pihak keluarga lain yang berada di Jakarta. Rencananya besok (hari ini, red) keluarga yang berada di Jakarta datang, dan kita semua akan mendatangi Polres Kuningan untuk membuat laporan terkait meninggalnya keponakan saya yang penuh dengan kejanggalan,” paparnya saat dikonfirmasikan melalui telepon seluler. Hariri menambahkan, pihak Mahapeka dan rektorat IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang telah mengunjungi rumah keluarga almarhum selain mengucapkan belasungkawa, juga mengungkapkan kesanggupan untuk menanggung semua biaya perawatan rumah sakit. Menanggung akomodasi tahlilan, memberikan santunan kepada keluarga almarhum, dan bahkan pihak rektorat siap menanggung biaya kuliah untuk Khofifah, adik almarhum yang saat ini masih duduk di bangku SMP. Sebagai paman, ia jelas tak rela jika nyawa keponakannya ditukar dengan materi. Terlebih ia tak menginginkan kejadian serupa dialami keluarga lain di masa depan. “Keluarga saat ini semakin yakin bahwa ada tindak kekerasan yang dialami Abdul selama mengikuti diklatsar Mahapeka. Dengan segala keterbatasan, keluarga berharap ada pihak yang bersedia membantu mereka untuk menempuh upaya hukum. Kami ikhlas kehilangan Abdul, tapi kejanggalan itu harus diungkap,\" ujarnya. Sementara itu, tadi malam beredar informasi melalui SMS maupun BBM yang menyebutkan bahwa keluarga korban ditawari santunan asal tidak menempuh proses hukum. Koran ini juga menerima BBM yang beredar itu. BBM dari sebuah sumber itu berbunyi: “Selasa (4/2/2014) sktr pukul 14.00 WIB, 8 org mengaku alumni mengatasnamakan Mahapeka dan Rektorat IAIN Sykeh Nurjati mendatangi rumah keluarga Abdul Kodir. Mereka menyodorkan surat perjanjian utk ditandatangani ortu. Isinya keluarga didesak utk tdk menempuh jalur hukum dan menerima beberapa poin santunan”. (arn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: