Saatnya Menunggu 'Pulung', Tradisi Melekan Jelang Pemilihan Kuwu
Ilustrasi. Tradisi melekan pada malam menjelang pemilihan kuwu untuk menunggu pulung.-Dok-radarcirebon.com
Dengan kata lain, ndaru ini sebagai rezeki yang diturunkan kepada seseorang yang pantas untuk memegang kendali kekuasaan.
Dalam hal ini ndaru termasuk dalam pengelompokan konsep religi dimana gejala atau suatu peristiwa yang terjadi di alam.
Seperti di Kota Mojokerto, untuk mendapatkan ndaru semua calon kuwu atau kepala desa akan duduk di lapangan desa.
Pulung atau ndaru akan melayang-layang di atas mereka untuk memilih orang yang paling murni.
BACA JUGA:Kontestan Harus Siap Menang, Siap Kalah
Pendapat lain menyebutkan, ndaru atau pulung akan datang dengan sendirinya ke rumah calon yang dianggap pantas menjadi pemimpin.
Oji, salah seorang pelaku spiritual mengatakan, ndaru atau pulung hanya bisa dilihat oleh beberapa orang tertentu saja.
"Tidak semua orang bisa melihat," jelas Oji.
Namun menurutnya, jika ingin melihat penampakan tersebut, harus rela tidak tidur sepanjang malam hingga menjelang dini hari.
BACA JUGA:Mantan Pj Bupati Cirebon Dicky Saromi Ditunjuk jadi Pj Walikota Cimahi
"Proses keluarnya ndaru atau pulung biasanya dini hari menjelang sholat subuh," kata Oji.
Pilwu Serentak 2023 di Kabupaten Cirebon sendiri, akan dilaksanakan pada Minggu 22 Oktober 2023.
Sebanyak 100 desa yang tersebar di 40 Kecamatan di Kabupaten Cirebon, akan melakukan pemilihan pemimpin baru.
Pada helatan tahun ini, jumlah kuwu yang mengikuti pemilihan serentak tersebut mencapai 334 calon. Yakni 301 laki-laki dan 33 perempuan.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: