Kiai Abbas Cirebon dan Sejarah Resolusi Jihad, Tokoh Kunci Pertempuran 10 November di Surabaya

Kiai Abbas Cirebon dan Sejarah Resolusi Jihad, Tokoh Kunci Pertempuran 10 November di Surabaya

Kiai Abbas Cirebon atau KH Abbas Abdul Jamil, tokoh kunci pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. -Dokumen NU Online-

Kiai Abbas Cirebon dan Sejarah Resolusi Jihad, Tokoh Kunci Pertempuran 10 November di Surabaya

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Kiai Abbas Cirebon salah satu ulama karismatik paling dikenal dari kisah heroik 10 November di Surabaya pada 1945.

Ini adalah kisah mengenai resolusi jihad yang dicetuskan pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asyari. Kemudian pecahlah pertempuran di Surabaya yang kini dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Resolusi jihad yang dicetuskan sebelum pertempuran tersebut kini ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional yang setiap tahun diperingati pada 21 Oktober.

Sejarah di baliknya berkaitan erat dengan sosok Kiai Abbas Cirebon atau KH Abbas Abdul Jamil, ulama asal Pondok Pesantren Buntet.

BACA JUGA:Sekarang Ada Aula Kiai Abbas di Asrama Haji Kabupaten Cirebon, Diresmikan di Momen HSN

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka Resmi Capres dan Cawapres

Peran para kiai dan ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan RI memang sangat besar. Kisah-kisah heroik para kiai ini terus hidup di kalangan santri. Diceritakan turun temurun.

Kisah Kiai Abbas Cirebon dalam pertempuran melawan tenara sekutu di Surabaya salah satu yang paling dikenang. Kontribusi Kiai Abbas sangat besar dalam menghalau tentara musuh.

Bahkan, untuk memulai serangan terhadap sekutu di Surabaya, Kakek Gus Dur, Kiai Hasyim Asyari sampai harus menunggu kedatangan ulama dari Cirebon ini.

Kesaksian mengenai ini seperti dikisahkan kembali oleh Gus Baha atau KH Bahaudin Nursalim dalam salah satu ceramahnya. 

BACA JUGA:5 Fakta Menarik Pilwu Serentak Kabupaten Cirebon Dalam Angka, 89 Laki-laki 11 Perempuan

BACA JUGA:Trofi Piala Dunia U-17 Dipamerkan di Taman Cikapayang Dago Kota Bandung, Bey Machmudin Bangga

Menurut Gus Baha, serangan besar-besaran seharusnya akan dilancarkan pada 7 November 1945. Namun molor diundur hingga 10 November lantaran Kiai Hasyim menunggu kedatangan Kiai Abbas dari Cirebon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: