Sejumlah Wilayah Mulai Turun Hujan, Tapi Udara di Cirebon Masih Panas, Ini Kata BMKG
Ilustrasi. Suhu panas melanda Indonesia.-Ist-
RADARCIREBON.COM - Sejumlah wilayah di Cirebon mulai turun hujan. Meski bumi sudah dibasahi air, tetapi suhu udara masih terasa panas. Apa penyebabnya?
Wilayah III Cirebon sebagian sudah mengalami turun hujan, meski belum turun secara intens, tetapi harapan berubahnya suhu cuaca bakal segera terwujud.
Wilayah Cirebon dan sekitarnya dilanda cuaca panas cukup menyiksa akhir-akhir ini. panas menyengat semakin terasa ketika siang hari.
Menurut hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum terukur selama September 2023 di beberapa wilayah mencapai kisaran antara 35,4 hingga 38 derajat Celcius pada siang hari.
BACA JUGA:Siap-siap! Panji Gumilang Mulai Pekan Depan Kembali Menjalani Pemeriksaan oleh Bareskrim
Bahkan di Kabupaten Majalengka, disebutkan suhu panas sempat menyentuh angka 40 derajat Celcius.
Mengutip akun @infobmkg, salah satu penyebab cuaca panas terik di Indonesia adalah minimnya tingkat pertumbuhan awan, terutama pada siang hari.
Selain itu, tingkat kelembapan udara yang terjadi di sejumlah wilayah, tergolong rendah.
"Posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator yang berdampak ke penyinaran matahari yang relatif lebih intens ke wilayah Indonesia," tulis BMKG, dikutip Selasa 17 Oktober 2023.
BACA JUGA:Mubeng, Upaya Pemkab Cirebon Serap Aspirasi, Informasi, Potensi dan Komunikasi dengan Warga
Menurut prediksi BMKG, cuaca 'mendidih' di beberapa wilayah masih dapat berlangsung selama Oktober 2023.
Namun, suhu udara diprediksi akan menurun pada November 2023 seiring masa peralihan musim.
"Penurunan suhu diprediksi mulai terjadi pada November seiring dengan mulainya masa peralihan atau pancaroba di beberapa wilayah," tulisnya lagi.
Dari catatan Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka selalu 'mendidih' di bulan Oktober.
BACA JUGA:Bertemu Masyarakat Olahraga Jabar, Pj Gubernur: PON 2024 Kita Harus Hattrick
Dari catatan yang dibagikan, suhu tertinggi di Kota Angin mencapai 40 derajat celcius pada tanggal 12 Oktober 2002.
Peningkatan suhu hingga mencapai 40 derajat celcius itu, tercatat sebagai rekor tertinggi dialami kabupaten yang dikenal sebagai Kota Angin tersebut.
Dari hasil pengamatan, Kabupaten Majalengka sendiri sejak tahun 1978 hingga 2022, menunjukan suhu maksimum rata-rata tertinggi pada bulan September hingga November.
Pada bulan-bulan tersebut, suhu maksimum rata-rata yang terjadi di Kabupaten Majalengka, berada pada kisaran 38,6 - 40 derajat celcius.
BACA JUGA:Menlu Retno Akan Hadiri Aksi Damai Bela Palestina di Monas Pagi Ini
Adapun yang menjadi penyebab suhu tinggi, menurut pengamatan karena disebabkan beberapa faktor.
1. Wilayah Cirebon, Indramayu, majalengka dan Kuningan, masih berada pada musim kemarau.
2. Cuaca cenderung cerah dengan tutupan awan yang sedikit terutama pada siang hari.
3. Kelembapan udara yang cenderung rencah pada siang hari, sehingga terasa udara kering di permukaan kulit.
BACA JUGA:UU ASN Mulai Berlaku, Desember 2024 Sudah Tidak Ada Honorer Lagi
Faktor lain yang menyebabkan suhu meningkat di Kabupaten Majalengka karena pergerakan matahari.
Disebutkan, posisi gerak semu tahunan matahari pada Bulan September hingga November menuju selatan Equator.
Dengan begitu, pemanasan maksimal dan suhu udara menjadi panas pada wilayah Indonesia.
Adapun faktor lokal yang erat hubungannya dengan perubahan suhu di Kabupaten Majalengka karena Angin Kumbang.
BACA JUGA:Training Center Bali United Jadi Tempat Latihan Timnas Argentina U-17
Disebutkan, Angin Kumbang (Fohn) dari gunung Ciremai yang terjadi pada Bulan Juli hingga Okotber, menjadi faktor lokal yang berpengaruh.
Dengan adanya Angin Kumbang, menyebabkan kenaikan suhu udara maksimum di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.
Kini Indonesia sedang masuk pancaroba, beberapa wilayah sudah mengalami turun hujan.
Meski hujan belum turun secara merata, tetapi tanda-tanda bergesernya musim panas bakal segera terjadi.
Adanya suhu tinggi yang terjadi sekarang ini, dihimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas langsung di bawah terik matahari supaya kondisi tubuh terjaga.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: