Butuh Lebih Banyak Saluran Pembuang

Butuh Lebih Banyak Saluran Pembuang

PATROL - Salah satu faktor penyebab banjir di Desa Sukahaji Kecamatan Patrol, karena minimnya saluran pembuang. Akibat kondisi tersebut, Sukahaji menjadi langganan banjir setiap tahunnya. “Terutama di Dusun Sigrong, wilayah itu sama sekali tidak memiliki saluran induk pembuangan. Selama ini limbah masyarakat dibuang di tanah aset desa yang diubah menjadi kolam, semuanya ditampung di situ. Sementara luas lahan yang dijadikan penampungan sekitar 2.000 meter persegi,” ujar anggota BPD Sukahaji, Nurkholis kepada Radar, kemarin. Menurutnya, masalah banjir di desanya khususnya di Dusun Sigrong terus menjadi persoalan. Jangankan akibat luapan sungai Bugel hingga menyebabkan banjir besar, hujan sebentar saja kalau di Dusun Sigrong pasti kebanjiran. “Itu akibat minimnya saluran pembuang dan tidak adanya pembuangan akhir yang memadai,” imbuhnya. Nurkholis berharap pemerintah segera membuatkan saluran pembuang yang menembus ke kali Broco. “Untuk mengatasi banjir solusinya dibuatkan saluran pembuang yang mengarah ke kali tersebut. Sedangkan pemdes tidak mampu membiayai karena anggarannya lumayan besar, sehingga butuh perhatian dan bantuan dari pemerintah,” kata Nurkholis. Warga yang tinggal di daerah rawan banjir memang terus dihantui perasaan was-was, karena hingga saat ini hujan dengan curah tinggi masih terjadi. Bahkan di sejumlah desa masih dilanda banjir. Terakhir, banjir kembali merendam Desa Sukahaji dan Desa Bugel, Selasa (4/2) lalu. Sedikitnya 1.500 rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter. “Banjir kemarin relatif kecil, meski demikian kami terus dibuat was-was dan lelah karena banjir terus menerus melanda desa kami,” ujar Casmana (30), warga Desa Sukahaji kepada Radar. Menurutnya, sudah lima kali di awal tahun ini banjir menerjang desanya. Bahkan banjir kedua merupakan yang terparah, karena lebih dari sebagian rumah warga di desanya terendam. “Sekarang (kemarin, red) banjir datang lagi. Kami dibuat kaget dan panik serta kembali dibuat repot menyelamatkan perabotan rumah agar tidak terendam banjir,” timpal Masin (48), warga lainnya. (kom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: