Kegiatan Menyenangkan Akhir Tahun 2023, Visiting Profesor di Yamaguchi University Jepang

Kegiatan Menyenangkan Akhir Tahun 2023, Visiting Profesor di Yamaguchi University Jepang

Pemberian kenangan kepada Prof Yuri dari Yamaguchi University Japan oleh Penulis.-istimewa-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Sudah mencapai tiga kali atau 3 tahun undangan selalu datang ke email penulis untuk melakukan Visiting Profesor di Yamaguchi University (YU), Jepang ini. Dan baru undangan ke 4 inilah penulis dapat melakukan program tersebut di tahun 2023.

Undangan datang dari Kantor Internasional Yamaguchi University atas masukan dari Profesor Miura. Beliau adalah koordinator program kerjasama antara Universitas Udayana (UNUD) Bali dengan Yamaguchi University, Jepang di bidang Remote Sensing.



Program kerjasama ini menarik sekali karena sudah diperpanjang hingga 3 kali. Artinya program kerjasama ini sudah lama sekali dan mengahasilkan banyak Master atau Doktor di bidang Remote Sensing atau profesi terkait Remote Sensing.

Program kerjasama antara UNUD dan YU Jepang ini, menarik sekali, di mana di awal program, penulis ikut membantu dan menstimulus melalui program beasiswa untuk mahasiswa S2 di bidang Remote Sensing di UNUD, Bali.

BACA JUGA:Perebutkan Piala Bergilir, 26 SSB Ikuti Laga Liga Mandiri 2023

Total ada hampir 50an alumnus UNUD yang mengikuti program beasiswa ini dengan dukungan Beasiswa Unggulan di Setjen Kemdikbudristek.

Banyak alumninya yang terserap di UNUD menjadi dosen atau lembaga terkait bidang kelautan di kementerian lain, seperti Kementrian Perikanan dan Kelautan, atau di lembaga penelitian seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Sepengatahuan penulis program kerjasama antara UNUD dan YU di awal program distimulus dan dikelola oleh Prof Sugimori dari pihak YU. Beliau seorang peneliti senior dari ORI (Ocean Research Institute) di bawah Tokyo University (TODAI) Jepang.

TODAI adalah universitas berkualitas dunia yang masuk rangking 30 besar dunia atau rangking 1 di Jepang (kalau belum ada perubahan) di tahun 2023 ini. Profesor Sugimori adalah professor yang ulet dan tangguh dalam mengelola program kerjasama ini.

BACA JUGA:Petugas Terluka saat Padamkan Api Kebakaran Toko Mainan di Kota Cirebon, Begini Kondisinya

Penulis ketemu pertama kali dengan professor Sugimori adalah saat ada seminar internasional bidang kelautan di UNDIP sekitar tahun 1989an. Setelah itu dilanjutkan pertemuan di seminar kelautan juga di UNUD Bali.

Dan dari pertemuan itulah penulis mendukung penuh program kerjasamanya dengan memberikan Beasiswa Unggulan dari mahasiswa pilihan tim dari Sugimori untuk melanjutkan studi ke Yamaguchi University.

Selanjutnya program kerjasama ini dikomandani Profesor Tanaka dan dilanjutkan Profesor Miura dengan staf di lapangan atau di UNUD Bali yaitu Profesor Osawa.

Dari sejarah perjalanan program kerjasama antara UNUD dan YU itulah kemudian muncul undangan sebagai Visiting Profesor ke penulis untuk datang ke Yamaguchi University. Dan kunjungan penulis ke YU Jepang sekarang ini, merupakan kunjungan kedua.

BACA JUGA:Situasi Anak Sepanjang 2023: Save the Children Soroti Dampak Kekeringan Pada Pemenuhan Hak-Hak Anak

Salah satu tujuan dari kunjungan kedua ini ke YU, yaitu untuk menggabungkan FPIK UNDIP kedalam program kerjasama UNUD dan YU di bidang Remote Sensing dan didukung oleh Badan Penjelajah Antariksa Jepang (JAXA).

Harapannya dosen-dosen di FPIK UNDIP bisa melakukan penelitian bidang kelautan dengan memanfaatkan data Remote Sensing. Semoga di akhir kunjungan penulis ini hingga akhir tahun 2023 bisa terwujud.

Selain itu penulis juga melakukan rintisan kuliah daring (online) bersama, antara professor di YU dengan dosen/profesor yang masuk ke dalam Asosiasi Alumni DAAD khusus kajian Studi Sumberdaya Kelautan (DAMARS) di Universitas IPB. Rencananya kegiatan ini akan dilakukan 1-2 kali dalam setahun.

Dari professor di YU sudah memberikan lampu hijau untuk dapat dilaksanakan di tahun 2024. Sebagai bentuk persetujuan tersebut, penulisan sudah bertemu dengan Profesor YURI sebagai Vice President YU di YU.

BACA JUGA:Hugo Samir Dikenal Tengil dan Emosian, Ternyata Punya Target Besar Bersama Timnas U-20 Indonesia di Qatar

Target selanjutnya adalah melakukan program kerjasama antara YU dan FPIK UNDIP bersama partnernya untuk melaksanakan sejenis Summer/Winter Camp yang berisi kegiatan bersama untuk mahasiswa S1 dengan issue Studi Sumberdaya Kelautan Berbasis Lingkungan Berkelanjutan. Rencana program ini juga akan dieksekusi di tahun 2024.
Program Visiting Profesor yang penulis lakukan ini, semoga dapat diakhiri dengan penandatangan MoA (memorandum of agreement) antara FPIK UNDIP dan pihak International Office dari YU Japan.

Di tengah-tengah diskusi dengan pihak Internasional Office dari YU, penulis beruntung sekali mendapat kesempatan untuk mengunjungi beberapa Lab di bidang Kedokteran Hewan.

Pada saat kunjungan ke lab inilah penulis bertemu dengan Profesor SATO dengan mahasiswa S2/S3 bimbingannya. Mereka semuanya ada 21 orang di tahun 2023 ini dan mahasiswa tersebut mendapatkan beasiswa dari pemerintah Jepang atau pemerintah Indonesia melalui beasiswa Kemendikbudristek.

BACA JUGA:Pendiri Gereja Santo Yusuf Cirebon, Raja Gula Pantura Pemilik Gonsalves & Co

Pada saat pertemuan dengan mahasiswa inilah, penulis melakukan kuliah umum secara singkat dengan tema Pemberdayaan SDM Muda Indonesia Dalam Penyiapan Indonesia Maju Tahun 2045. Selain mahasiswa Indonesia juga ada seorang Posdoct dari Myamar. Sehingga acara kuliah umum dilaksanakan menggunakan bahasa Inggris.

Program Kedokteran Hewan di Yamaguchi ini menarik sekali, karena perkuliahan ini dilaksanakan kerjasama antara Yamaguchi University dan Kagoshima University.

Mahasiswa yang terlibat dalam program ini, berasal dari kedua universitas tersebut dan keberadaan mereka bisa di kedua perguruan tinggi tersebut.

Kuliah dilaksanakan secara daring atau luring tergantung kesepakatan mereka. Hal ini berarti mahasiswa dari Kagoshima University bisa tinggal di Yamaguchi atau sebaliknya, namun ijasah yang diterima sesuai di perguruan mana mahasiswa tersebut terdaftar.

Program kerjasama ini dilaksanakan dengan alasan bahwa jumlah mahasiswa bidang peternakan/kedokteran hewan, secara nasional semakin menurun. Oleh karena itu untuk memberdayakan fasilitas dan sumberdaya di beberapa perguruan tinggi di Jepang yang saling berdekatan, maka dilaksanakan program tersebut.

BACA JUGA:Pendiri Gereja Santo Yusuf Cirebon, Raja Gula Pantura Pemilik Gonsalves & Co

Oleh karena itu program kerjasama ini layak dilaksanakan atau diterapkan di perguruan tinggi di Indonesia, walupun untuk mengeksekusi program ini dibutuhkan persiapan penyamaan kurikulum, penyediaan dosen berkualitas dan tentu saja tidak lupa pembiayaan tersendiri.

Biaya sangat penting karena program ini menyediakan lab khusus dan fasilitas kuliah umum secara daring (online) interaktif.

Semoga kelak di Indonesia, program sejenis ini bisa terlaksana dan diterapkan, mengingat jumlah dosen berkualitas pasti akan berkurang, jumlah mahasiswa prodi langka akan semakin menyusut. Namun kajian prodi tersebut sangat menarik dan sangat dibutuhkan pada zamannya.

Untuk mengakhiri tulisan ini, penulis akan menutup dengan cerita unik yang penulis alami. Kunjungan ke Jepang adalah suatu hal yang sangat menarik. Karena saat penulis berkunjung ini mengalami hujan salju sehari.

Sehingga tumpukan salju di jalan masih tipis namun suhu di lingkungan sekitar sudah dingin. Saat salju turun sudah 3C. Selain itu penulis juga mengalami hal yang tidak menyenangkan sekali, yaitu penulis lupa tidak membawa power bank, yaitu cadangan baterai kalau HP menipis baterainya.

BACA JUGA:Kapolresta Cirebon Keliling Pantau Kemanan Sejumlah Gereja Jelang Ibadah Malam Natal

Penulis lupa bahwa di berbagai gedung fasilitas umum, khusus di Jepang, orang akan sulit mendapatkan fasilitas colokan ke saluran listrik. Kondisi ini sama dengan kalau penulis ingin mendapatkan akses internet. Orang wajib mempunyai paket roaming dari Indonesia.

Paling mudah kalau sedang kehabisan baterai HP nya atau paket roaming, maka wajib membawa power bank atau mampir di café yang cukup mahal sambil minum kopi. Selain itu akan susah didapat.

Hal ini berbeda dengan di negara seperti Korea, China atau Indonesia. Oleh karena itu penulis menyarankan agar saat berkunjung ke Jepang agar membawa power bank dan paket roaming/internet yang cukup.

Kemudian penulisa juga mengucapkan terima kasih atas undangan dari Prof Miura dan Prof Osawa dari YU untuk melaksanakan Visiting Profesor ini dari tanggal 13-31 Desember 2023, semoga semua hal yang penulis dapatkan dapat bermanfaat bagi banyak generasi muda. Terima kasih Yamaguchi University, Japan. (AB Susanto - Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP Semarang)

BACA JUGA:Gereja Santo Yusuf Cirebon, Gereja Katolik Tertua di Jawa Barat, Dibangun Oleh Pengusaha Gula

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: