Menurut Catatan Sejarah Ini, Cirebon dan Kuningan Ternyata Pernah Berperang!
Ilustrasi Perang Cirebon vs Kuningan-Ist-radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Dalam sejarah panjang perjalanan kedua wilayah, Cirebon dan Kuningan sempat terlibat perang saudara.
Hal itu dipicu oleh perselisihan politis antara Panembahan Ratu dan Pangeran Kuningan yang kala itu merupakan kedua penguasa wilayah tersebut.
Pada mulanya, kedua wilayah ini memiliki relasi hubungan yang baik di era pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati. Mengingat, Kuningan saat itu merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Cirebon.
Kendati begitu, relasi di antara keduanya ternyata pernah berada di fase buruk.
BACA JUGA:Kunjungi Pengrajin Rotan Cirebon, Pemprov Jabar Komitmen Tingkatkan Ekspor ke Asia dan Australia
Terlebih, kondisi ini berlangsung semakin parah sepeninggal Syekh Syarif Hidayatullah dan Pangeran Jayakarta (Fatahillah).
Sepeninggal kedua tokoh tersebut, Kesultanan Cirebon terjadi krisis kepemimpinan terkait suksesor penguasa Cirebon berikutnya.
Setelah melalui proses musyawarah, akhirnya teka-teki terkait suksesor penguasa Cirebon kemudian diputuskan bahwa Pangeran Mas yang naik tahta dengan gelar Panembahan Ratu.
Setelah cicit dari Sunan Gunung Djati tersebut didapuk sebagai pemimpin Kesultanan Cirebon yang baru, sejak saat itu Pangeran Kuningan tidak pernah berkunjung ke Cirebon.
BACA JUGA:Waspada! Obesitas Bisa Jadi Pemicu Penyakit Kanker Pangkreas
Putra dari Sunan Gunung Djati dan Putri Ong Tien tersebut masih sering berkunjung ke Cirebon semasa orang tuanya masih ada.
Pangeran Kuningan merasa bahwa sembah pengabdian kepada Cirebon hanya pantas dilakukan kepada Sunan Gunung Djati karena beliau adalah ayahnya sendiri.
Sementara itu, Panembahan Ratu yang merupakan cicit Sunan Gunung Djati dan masih terbilang sebagai sifat cucu Pangeran Kuningan.
Sehingga penguasa Kuningan itu merasa bahwa kunjungan ke Cirebon tidak lagi mesti dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: