Sejarah Gempa Sumedang, Goncangan Besar sampai Diliput Koran Belanda

Sejarah Gempa Sumedang, Goncangan Besar sampai Diliput Koran Belanda

Sejarah gempa bumi di Kabupaten Sumedang yang terdokumentasikan berita di koran Belanda. -Istimewa via Daryono BMKG-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Gempa besar tercatat sejarah pernah di terjadi di Kabupaten Sumedang pasca Indonesia merdeka. Bahkan menarik liputan dari koran Belanda.

Kabupaten Sumedang sebenarnya daerah yang jarang diguncang gempa bumi. Meski dalam catatan sejarah pernah terjadi beberapa kali gempa bumi dengan kekuatan cukup besar.

Catatan sejarah gempa tektonik berkekuatan besar di Kabupaten Sumedang, kembali dipublikasikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono.

Dia turut mengunggah dokumen 2 pemberitaan dari koran Belanda. Liputan internasional itu, tidak lepas dari kekuatan guncangan gempa dan kerusakan yang ditimbulkan.

BACA JUGA:Mario Zagallo Wafat, Pesepakbola dan Manajer Pertama yang Menjuarai Piala Dunia 4 Kali

BACA JUGA:Fitria Pamungkaswati Sambangi Bawaslu Kota Cirebon, Ada Apa Ya?

Berdasarkan arsip berira itu, diketahu pada 14 Agustus 1955 Sumedang pernah diguncang gempa yang menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah rusak.

Dalam sehari, gempa mengguncang beberapa kali. Gempa terjadi pukul 10.23 WIB dengan kekuatan besar hingga menarik perhatian media massa pemerintah kolonial Belanda untuk meliputnya. Kendati demikian, tidak diketahui berapa magnitudo kekuatan gempa tersebut. 

Daryono menambahkan, pada 19 Desember1972 gempabumi magnitudo 4,5 juga pernah mengguncang Kabupaten  Sumedang berdampak mencapai skala IntensitasVI MMI.

Gempa kerak dangkal saat itu menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumahdan longsor di Cibunar, Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat.

BACA JUGA:Solidkan Barisan, Agung Laksono: Optimis Partai Golkar Menang di Cirebon

BACA JUGA:Keluarga Korban Kecelakaan KA Turangga Diberi Santunan, Jalur Sudah Bisa Dilintasi Kereta Api

Terkait dampak gempa bumi di Sumedang yang menimbulkan kerusakan, Daryono menjelaskan, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor.

Kerusakan bangunan di Sumedang akibat gempa dipengaruhi: (1) kedalaman gempa sangat dangkal, hanya 5 km (2) kualitas bangunan rumah yang rendah, di bawah standar (bukan rumah tahan gempa) (3) Kondisi tanah lunak di Sumedang yang dapat  terjadi amplifikasi (penguatan) gempa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: