Puncak Haul Ponpes Gedongan Berjalan Khidmat, Dari Bupati Hingga Tokoh Nasional Hadir
Acara puncak Haul ke-93 KH Muhammad Sa'id Pondok Pesantren (Ponpes) Gedongan Kabupaten Cirebon, Sabtu 20 Januari 2024 malam WIB.-Istimewa-
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Puncak acara Haul ke-93 KH Muhammad Sa'id Pondok Pesantren (Ponpes) Gedongan Kabupaten Cirebon, berjalan penuh khidmat, Sabtu 20 Januari 2024 malam WIB.
Sejumlah tokoh nasional, provinsi dan Cirebon hadir dalam acara puncak Haul ke-93 KH Muhammad Sa'id, dari mulai Bupati Cirebon Drs H Imron MAg, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin dan Prof DR KH Said Aqiel Siradj (Jakarta), KH Marzuki Mustamar (Malang), KH Mustofa Aqiel Siradj (Cirebon), KH Subhan Ma'mun (Brebes).
Haul ke-93 Mbah Sa'id tersebut, mengangkat tema "Pesantren Keberagaman dan Kebersamaan dalam Bingkai NKRI Bersama-sama Menjaga Ukhuwwah Wathoniyah, Insaniah dan Islamiyyah".
BACA JUGA:Abdee Slank Mundur Jadi Komisaris PT Telkom Indonesia Karena Dukung Ganjar-Mahfud
BACA JUGA:Pondok Pesantren Gedongan Mengadakan Bedah Buku Radikalisme di Media Sosial: Say No to Radicalism!
Ketua panitia Haul KH Ahmad Marzuki MPd, mengungkapkan bahwa menjelang dua setengah abad, sejak didirikan oleh KH Mbah Said pada tahun 1820, Ponpes Gedongan tidak hanya menjadi pusat keilmuan keagamaan, yang menjadi salah satu kiblat pendidikan islam di wilayah Cirebon.
"Akan tetapi juga, Ponpes Gedongan menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Bahkan memiliki peran aktif dalam kemerdekaan Republik Indonesia," kata dia.
Bukti Ponpes Gedongan menjadi kiblat pendidikan islam juga, kata dia, tercatat dalam sebuah manuskrip yang terdapat di perpustakaan Belanda.
BACA JUGA:5 Cara Setting Spray yang Bikin Makeup Wanita Karier Tahan Lebih Lama
BACA JUGA:4 Cara Menyimpan Kue Egg Tart agar Tetap Lembut saat Dimakan
"Dalam manuskrip tersebut menyatakan bahwa Mbah Said, menjadi salah satu kiai paling berpengaruh dan kiai penting yang ada di wilayah Cirebon," katanya.
Sementara peranan aktif Ponpes Gedongan dalam kemerdekaan Republik Indonesia, kata dia, dibuktikan dalam keterlibatan Ponpes Gedongan dalam perang Diponegoro pada tahun 1825/1830.
"Karena prinsip hidup yang mencerminkan anti kolonialisme dan anti penjajahan tersebut, berujung pada pemberhentian Mbah Said dari jabatannya sebagai Kadi di kesultanan Kasepuhan Cirebon," kata dia.
Dan dalam haul kali ini, kata dia, 90 persen rangkaian kegiatan Haul Mbah Said, melibatkan para Bani Said.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: