Rupiah Terus Menguat

Rupiah Terus Menguat

JAKARTA - Setelah lama berkubang di kisaran Rp12 ribu, rupiah terus menunjukkan tren apresiasinya terhadap dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemarin mencatat rupiah kembali menguat 170 basis poin menuju Rp11.716 per dolar AS. Kendati demikian, pasar diharapkan tak terlampau euforia dengan meninggalkan kondisi fundamental ekonomi tanah air yang sejatinya masih negatif. Head of Research Trust Securities Reza Priyambada, memandang apresiasi terhadap rupiah tersebut merupakan ekses positif dari penguatan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal empat 2013. Setelah beberapa triwulan mengalami defisit, tiga bulan terakhir berhasil surplus USD 4,4 miliar. Sehingga dapat sedikit meredakan defisit sepanjang tahun yang sebelumnya mencapai USD 11,7 miliar. Menurut Reza, upaya Bank Indonesia untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan cukup ampuh. Terlihat dari defisit transaksi berjalan yang turun USD 4 miliar. Sehingga menjadi 1,98 persen dari PDB. Atau lebih rendah dari kuartal kedua dan ketiga yang masing-masing 4,4 persen dan 3,85 persen dari PDB. \"Sehingga rupiah berhasil melewati resisten Rp11.800,\" ungkapnya. Namun di sisi lain, Pengamat Ekonomi Aviliani, mengatakan, investor diharapkan tetap menaruh garis moderat terhadap pergerakan rupiah. Sebab, penguatan rupiah lebih besar dipengaruhi sentimen pasar dibandingkan fundamental. Sebab, keseimbangan neraca pembayaran secara total pada 2013 lalu masih tercatat defisit USD 7,32 miliar. \"Rupiah tidak bisa di bawah Rp12 ribu. Sebaliknya kalau di atas Rp12 ribu masuk krisis,\" ungkapnya. Menurut Aviliani, risiko dari sentimen eksternal masih menghantui. Semisal saja upaya tapering off atau pengurangan stimulus moneter AS yang bakal selesai pada akhir 2014 ini. Sehingga, menurut Aviliani, Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter masih sangat memperketat likuiditas di pasar. Salah satunya melalui kebijakan suku bunga tinggi. \"Karena itu suku bunga tidak bakal turun. Tapi bisa di kisaran 7,5-8 persen. Karena itu, bagi pebisnis jangan tergesa-gesar kalau sedang ada bunga murah di luar negeri. Harus tetap hati-hati,\" jelasnya. Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan pada Januari 2014 rupiah ditutup pada level 12.210 per dolar AS. Angka tersebut melemah 0,33 persen bila dibandingkan akhir Desember 2013. Namun pelemahan ini jauh lebih baik bila dikomparasikan dengan pelemahan Desember 2013 terhadap November 2013 yang mencapai 1,71 persen. Kendati demikian, Agus menyebutkan secara rata -rata rupiah pada Januari 2014 sebesar Rp 12.075 per dolar AS. Atau melemah 0,7 persen, lebih rendah dibandingkan pelemahan rata -rata rupiah Desember 2013 sebesar 3,74 persen. \"Dengan perkembangan ini, maka indeks nilai tukar rupiah riil efektif (real effective exchanga rate/REER) sebesar 94,2. Hal ini menunjukkan tingkat daya saing harga ekspor Indonesia relatif tinggi,\" ujarnya. (gal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: