Berangkat Tahun 2005 Lalu Tidak Ada Kabar, Masiroh Dikira Meninggal Sebagai Korban Perang di Suriah

Berangkat Tahun 2005 Lalu Tidak Ada Kabar, Masiroh Dikira Meninggal Sebagai Korban Perang di Suriah

Sopiyah menunjukan fotocopy KTP putrinya, Masiroh yang sempat hilang kontak di Suriah. Foto:-Anang Syahroni-Radar Indramayu

Sopiyah berharap, pemerintah membantu keluarganya agar bisa memulangkan Masiroh yang kini berada di Kota Aleppo, Suriah.

“Saya sangat senang ternyata anak saya masih hidup dan sekarang keluarga bisa berkomunikasi,” kata Sopiyah kepada wartawan, dilansir dari Radar Indramayu, Rabu (7/2/2024). 

BACA JUGA:Mal Pertama di Cirebon dan Kenangan Manis yang Tertinggal: Beli Baju Lebaran sampai Jemput Mantan Pacar

“Tapi saat ini tidak bisa pulang karena paspor Masiroh hilang karena perang di sana. Majikannya saat ini juga belum mengijinkan pulang," imbuhnya.

Sopiyah berharap pemerintah bisa membantu untuk memulangkan anaknya. 

“Tolong bantu pulangkan anak saya. Anak saya juga mau sekali pulang, tapi karena keadaan, jadi tidak bisa. Sebagai orang tua, saya ingin sekali bertemu anak saya. Sekarang Masiroh ada di Aleppo Suriah,” pungkas Sopiyah. 

Sopiyah menuturkan, bahwa putri ketiganya itu berangkat ke Suriah pada tahun 2005. Saat itu dia baru lulus SMP dan baru melangsungkan pernikahan.

Meski demikian, lantaran terdesak masalah ekonomi, Masiroh tetap ingin berangkat ke Suriah. Tidak sendirian. Ada teman sekampung yang juga berangkat.

“Setelah pada berangkat saat itu, pada kerja, lalu teman-temannya pada pulang duluan. Cuma anak saya saja yang tidak pulang," tutur Sopiyah.

Akhirnya, tahun 2011 Suriah dilanda perang. Berita di berbagai media mengabarkan kegentingan situasi di sana.

Ketika peperangan terus terjadi, Sopiyah dan keluarga berupaya semakin keras untuk mencari kabar dan tentang Masiroh. 

Mulai dari bertanya ke PMI yang bekerja di Suriah, sampai datang ke orang pintar atau paranormal. Tapi hasilnya nihil. 

Meskipun ada yang mengatakan masih hidup. Tetap tidak ada kabar yang jelas dan tidak bisa berkomunikasi.

Keluarga akhirnya pasrah. Mengira Masiroh sudah meninggal menjadi korban perang hingga akhirnya menggelar acara tahlilan.

“Kami keluarga menduga Masiroh meninggal akibat konflik di sana. Jadi pada saat tu gelar tahlilan. Tapi Alhamdulillah, seminggu lalu dapat kabar baik anak saya masih hidup," kata Sopiyah. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: