Jelang Nataru, Pemprov Jabar Bersama 27 Kabupaten dan Kota Upayakan Stabilitas Harga
Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin Menghadiri High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Jawa Barat" di Hotel Pullman, Kota Bandung, Kamis 8 Agustus 2024.-Biro Adpim Jabar-
Meskipun inflasi tahunan di Jabar lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, yang sebesar 2,13 persen, namun angka ini masih di bawah target.
"Jadi kami menjaga betul agar inflasi terkendali dan sampai bulan Juli inflasi masih sesuai target," ujar Bey.
Ia juga menegaskan, pemantauan stok beras dan perdagangan antardaerah serta pompanisasi dilakukan untuk memastikan panen padi tetap optimal tahun ini.
BACA JUGA:Potensi Lowongan Pekerjaan, Pabrik Baterai Mobil Listrik Bakal Hadir di Majalengka
"Kami mendapatkan 7.000 pompa dari Kementerian Pertanian. Ada beberapa yang tadinya musim tanamnya Oktober, mereka akan menarik ke Agustus."
"Insya Allah, masih ada satu lagi panen di akhir tahun ini. Jadi panennya tidak nyeberang ke 2025, tapi di tahun ini," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Jawa Barat Muhamad Nur berharap agenda yang terselenggara ini bisa menjadi modal bersama untuk menjaga inflasi sesuai dengan target.
BACA JUGA:Dimusnahkan Lagi, Beredar Lagi, Segini Jumlah Miras Hasil Operasi Pekat Polresta Cirebon
Apalagi tren inflasi 2024 menunjukkan angka lebih rendah dari tahun 2023, yaitu 2,48.
Nur juga menginginkan percepatan digitalisasi dapat membuat indeks pengendalian inflasi menjadi semakin baik, terutama dalam mendukung pembangunan di Jabar.
"Dengan digitalisasi dan elektronifikasi mudah-mudahan IETPD-nya (Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah) semakin bagus dan itu semua sangat kita butuhkan dalam rangka mendukung pembangunan supaya lebih efisien dan semakin mendorong potensi-potensi yang ada di Jawa Barat," ujar Nur. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase