Dari Mohammad Hatta hingga Hari Ini: Kiprah Wakil Presiden Indonesia dalam Dinamika Politik

Dari Mohammad Hatta hingga Hari Ini: Kiprah Wakil Presiden Indonesia dalam Dinamika Politik

Wakil Presiden Republik Indonesia dari masa ke masa.-wapresri.go.id-

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Sejak Mohammad Hatta menjadi Wakil Presiden pertama Indonesia, posisi ini selalu memainkan peran penting dalam pemerintahan.

Sebagai pendamping Presiden, Wakil Presiden memiliki tanggungjawab strategis, termasuk membantu merumuskan kebijakan negara.

Meskipun terkadang perannya dianggap lebih simbolis, banyak Wakil Presiden yang turut andil dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi.

Dari masa ke masa, setiap Wakil Presiden menghadapi tantangan yang berbeda, mencerminkan dinamika politik yang berubah-ubah di Indonesia.

BACA JUGA:Gelar Makan Bergizi Gratis, Wujud Dukungan Polres Ciko ke Program Pemerintah yang Baru

BACA JUGA:Berkat Ketelitian dan Jalankan SOP, Seorang Petugas Agen BRILink Berhasil Gagalkan Aksi Penipuan

Kali ini akan mengulas kiprah Wakil Presiden dari awal kemerdekaan hingga era modern, serta peran penting mereka dalam perkembangan bangsa.

1. Mohammad Hatta: Fondasi Awal Wakil Presiden

Mohammad Hatta, dikenal sebagai tokoh yang memiliki andil besar dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia, menjabat sebagai Wakil Presiden pertama pada tahun 1945.

Bersama Soekarno, Hatta memainkan peran kunci dalam merumuskan arah negara yang baru merdeka.

Selain sebagai seorang politikus, Hatta juga dikenal sebagai seorang ekonom yang memperkenalkan sistem ekonomi kerakyatan, yang menjadi landasan penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia pasca kemerdekaan.

Posisi Hatta sebagai Wakil Presiden bukan hanya sebagai pendamping Presiden, tetapi juga sebagai pengambil kebijakan yang kuat, terutama dalam menjaga keseimbangan antara politik dan ekonomi yang masih rapuh saat itu.

BACA JUGA:Berikut Cara Mencari Agen dan Keuntungan dari BRILink

BACA JUGA:Pengguna BRImo Bakal Dapat Berlimpah Hadiah Lewat Program Ini, Nih Syaratnya

Pada tahun 1956, Hatta memutuskan untuk mundur dari jabatannya karena ketidaksepakatan dengan Soekarno mengenai konsep demokrasi terpimpin.

Mundurnya Hatta menandai awal dinamika politik yang memperlihatkan bahwa peran Wakil Presiden tidak selalu berada dalam bayang-bayang Presiden, melainkan juga dapat berfungsi sebagai penyeimbang kekuasaan.

2. Peran Wakil Presiden dalam Periode Orde Baru

Ketika Orde Baru dimulai dengan Presiden Soeharto yang berkuasa selama lebih dari tiga dekade, peran Wakil Presiden menjadi lebih terbatas.

Wakil Presiden pada era ini lebih berfungsi sebagai simbol stabilitas dan kontinuitas.

Mulai dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX hingga Try Sutrisno, sebagian besar Wakil Presiden di era Orde Baru dikenal memiliki loyalitas tinggi terhadap kebijakan Soeharto.

BACA JUGA:Laba Bersih Naik, Saham BBRI Digemari Dunia Investasi

BACA JUGA:BRI SAPA Gencar Edukasi Transaksi Non Tunai atau Cashless

Peran mereka lebih kepada menjalankan tugas-tugas administratif dan seremonial, sementara kekuasaan utama tetap berada di tangan Presiden.

Namun, peran Wakil Presiden masih penting dalam menjaga kesinambungan pemerintahan, terutama ketika negara menghadapi krisis ekonomi pada akhir tahun 1990-an.

Try Sutrisno, misalnya, sangat dihormati karena pengalamannya di militer dan pengabdiannya sebagai pemimpin yang menjaga kestabilan di masa yang penuh gejolak.

3. Reformasi: Kebangkitan Peran Wakil Presiden

Reformasi 1998 membawa perubahan besar dalam sistem politik Indonesia, termasuk dalam penguatan peran Wakil Presiden.

Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri menunjukkan bahwa Wakil Presiden tidak lagi hanya menjalankan tugas simbolis.

Ketika Abdurrahman Wahid menghadapi konflik politik yang menyebabkan lengsernya dari kekuasaan, Megawati sebagai Wakil Presiden mengambil alih kepemimpinan dan menjadi Presiden perempuan pertama di Indonesia.

Setelah Megawati, Jusuf Kalla juga menjadi contoh Wakil Presiden yang memainkan peran penting, terutama dalam penyelesaian konflik Aceh melalui perjanjian damai Helsinki pada 2005.

BACA JUGA:Brimo Mudahkan Transaksi, Pembayaran Tiket Hingga Top Up E Wallet

Jusuf Kalla dikenal karena kepiawaiannya dalam negosiasi dan pengambil kebijakan yang pragmatis, terutama dalam bidang ekonomi dan pembangunan infrastruktur.

4. Era Modern: Peran Dinamis di Tengah Tantangan Global

Di era pemerintahan Joko Widodo, peran Wakil Presiden semakin dinamis, terutama dengan hadirnya Jusuf Kalla pada periode pertama (2014-2019) dan Ma’ruf Amin pada periode kedua (2019-2024).

Jusuf Kalla, dengan pengalaman panjangnya di pemerintahan, menjadi mitra strategis bagi Jokowi dalam merumuskan kebijakan ekonomi, terutama saat menghadapi tantangan pembangunan infrastruktur besar-besaran dan stabilitas politik.

Sementara itu, Ma'ruf Amin, yang berasal dari latar belakang ulama, membawa perspektif yang berbeda.

Di tengah tantangan global seperti pandemi COVID-19 dan transformasi digital, Ma’ruf Amin berperan dalam menjaga harmoni sosial, khususnya terkait isu-isu keagamaan dan kemasyarakatan.

Selain itu, ia juga fokus pada pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

BACA JUGA:Pempek Cek IDA26, Sudah 10 Tahun Bermitra Dengan Bank BRI

Dari Mohammad Hatta hingga era modern saat ini, peran Wakil Presiden di Indonesia terus berkembang seiring dengan dinamika politik dan ekonomi yang berubah.

Meskipun peran mereka sering kali dianggap pendamping, dalam banyak kasus, mereka memainkan peran strategis yang berdampak besar pada perkembangan bangsa.

Setiap Wakil Presiden membawa gaya kepemimpinan dan fokus yang berbeda-beda, menyesuaikan dengan tantangan zamannya.

Di masa mendatang, posisi Wakil Presiden akan tetap menjadi komponen penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan memastikan kelangsungan pemerintahan yang efektif di Indonesia. (Hafshah Sheehan Auliya/mg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: