Debat Kandidat Pilbup Cirebon: Imam Jawab Luthfi Soal Kemiskinan, Sebut Air Laut dan Garam
Paslon nomor urut 01 Pilbup Cirebon, Rahmat HIdayat dan Imam Saputra saat debat terbuka, Sabtu (26/10/2024). Foto:-Seno Dwi Priyanto-Radarcirebon.com
Ketika mendapatkan giliran bicara, Calon Wakil Bupati nomor urut 01 Imam Saputra langsung menghadapi pertanyaan Luthfi tersebut.
“Paslon nomor 01 bukan hanya motonya yang BEDA, berani dan amanah. Tetapi kami mencoba untuk keluar dari zona yang nyaman,” kata Imam.
“Apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah selama ini silakan dijalankan, hanya saya ingatkan untuk pengendaliannya, karena sangat lemah di dalam pengendaliannya,” imbuhnya.
Imam kemudian menjelaskan strategi yang akan dijalankan dalam pemerintahannya kelak jika terpilih sebagai bupati dan wakil bupati Cirebon.
“Kami dari pasangan 01, kami akan melakukan langkah B to B, business to business,” cetusnya.
Menurutnya, seluruh potensi yang dimiliki Kabupaten Cirebon harus dioptimalkan untuk pembangunan. Termasuk membangun taraf ekonomi masyarakat.
“Bagaimana sesungguhnya sejengkal tanah yang ada di Kabupaten Cirebon bisa kita optimalkan,” kata Imam.
“Yang pertama, kalau kita hanya melihat bahwa anggaran, anggaran, itu yang sudah kemudian serba kekurangan, tapi kemudian kita tidak ada inovasi dan kreativitas, maka ini juga menjadi bagian yang bukan percepatan tapi pelambatan,” ungkapnya.
Dia kemudian menawarkan solusi. Yaitu dengan memaksimalkan limbah air laut. Kemudian memaksimalkan produksi garam lokal.
“Satu contoh, limbah air. Limbah air laut itu di PLTU dengan teknologi terbarukan itu akan bisa kita, apa Namanya, dirubah menjadi air bersih,” tuturnya.
“Itu yang kemudian bisa kemudian yang orang-orang Cirebon utara itu, yang jagatnya jauh-jauh, bisa kemudian dikonsumsi,” tambah Imam.
“Kita bisa swasembada garam. Dengan swasembada garam yang spesifikasi teknisnya itu garam industri, sudah ada 11 pabrik yang akan menunggu,” tandas purnawirawan Polri ini.
Menurut Imam, memanfaatkan potensi lokal dapat menjadi upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Itulah daya ungkitnya, nanti pendapatan perkapitanya akan naik,” ucapnya.
“Keluarannya apa lagi? Ada litium, ada magnesium, kita bisa menggunakan kumparan magnet sehingga di desa-desa orang-orang bisa memanfaatkan untuk menambah listrik. Sehingga beli token listriknya bisa semakin menurun, sehingga mereka bisa meningkatkan pendapatan perkapita,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: