Kenalkan Sejarah Melalui AI, Atraksi 'Heritage' Kini Hadir di Keraton Kasepuhan Cirebon
Peresmian Museum CAVE Artificial Intelligence (AI) Lorong Waktu Sejarah (LOTUS) di Keraton Kasepuhan Cirebon, Sabtu (26/10/2024). -kemenparekraf-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bersama Center of Excellence Smart Tourism and Hospitality, PT Grhayasa Nusacitra Estima, dan PT Curaweda Palagan Innotech (Curaweda) bersinergis untuk meresmikan Museum CAVE Artificial Intelligence (AI) Lorong Waktu Sejarah (LOTUS) di Keraton Kasepuhan Cirebon pada Sabtu (26/10/2024).
Museum yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap sejarah dan budaya lokal khususnya Keraton. Pada peluncurannya dihadiri langsung oleh Pangeran Patih Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raja Muhammad Nusantara, mengungkapkan kegembiraannya atas kolaborasi ini.
"Semoga museum ini tidak hanya bermanfaat untuk edukasi sejarah, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi keraton lainnya untuk mengikuti jejak serupa,” ujar Muhammad Nusantara.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto, mengapresiasi peluncuan Museum CAVE AI LOTUS, mengatakan bahwa ini adalah Langkah penting dalam memperkenalkan sejarah dan budaya Cirebon melalui inovatif yang dapat memperkaya pengalaman wisatawan,” ujarnya.
BACA JUGA:CIMB Niaga Gelar Kejar Mimpi Goes To School di SDN Grenjeng
"Kami sangat mengapresiasi peluncuran Museum CAVE AI LOTUS, ini adalah wujud konkrit penguantan atraksi untuk memastikan para pengunjung wisatawan untuk merasakan pengalaman dan sensasi berbeda memiliki nilai tambah dari edukasi maupun pengenalan teknologi informasi termasuk AI jadi kita kenal upaya-upaya terkembangkan,” ucapnya
Museum CAVE AI LOTUS dikembangkan untuk memberikan pengalaman sejarah yang lebih interaktif dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan. CEO Curaweda, Azhar Muhammad Faud, menyatakan bahwa museum ini merupakan upaya kolaboratif yang bertujuan mengedukasi generasi muda dengan pendekatan yang modern dan menarik.
“Kenapa Keraton? Indonesia saat ini memiliki 7 candi dan 57 keraton, generasi muda sekarang cenderung lebih memilih hiburan yang lain dibandingkan sejarah, sehingga dengan Museum AI ini, kami berharap mereka bisa lebih tertarik mempelajari sejarah pahlawan dan budaya Indonesia melalui teknologi canggih, melihat atensi yg muncul saat ini lebih menarik dari pada Sejarah, Museum AI adalah sebuah wahana yg kami bersama ciptakan untuk mengedukasi generasi muda dengan Sejarah para pahlawan Indonesia dengan lebih akurat dan breakthrough melalui AI,” ucap Azhar.
Direktur Pengembangan Destinasi I Kemenparekraf, Sri Utari Widyastuti, juga menyatakan dukungannya. Menurutnya, keraton sebagai destinasi wisata heritage harus mampu menarik perhatian wisatawan dengan kemasan yang lebih interaktif dan modern.
BACA JUGA:Profil Lengkap Pascal Struijk: Bintang Muda Belanda yang Jadi Incaran Banyak Klub
"Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki nilai budaya yang luar biasa, dan melalui teknologi AI ini, kita bisa menambah daya tariknya," jelas Utari.
Ketua Tim Peneliti Museum CAVE AI LOTUS dari Telkom University, Ersy Ervina, menjelaskan LOTUS merupakan wahana atraksi wisata edukasi berbentuk CAVE Automatic Virtual Environment yang menghidupkan sejarah dan budaya Indonesia melalui teknologi AI.
“Jadi kita berpikir apa yang harus kita lakukan untuk pariwisata kita, sejarah, budaya kita untuk aset potensi, lalu di luar negeri kita senang masuk museum tapi di Indonesia masuk museum itu kayak gimana gitu ya, ini menjadi satu pemikiran kita ke depan untuk bagaimana membuat suatu wahana yang menarik, pertama keraton menjadi aset budaya, kemudian kita juga harus peduli dengan artefak-artefak dan salah satu solusinya kita mengdigitalisasinya untuk dapat kita wariskan kepadan anak cucu kita,” kata Ersy.
Museum CAVE AI LOTUS menjadi proyek percontohan dalam pengembangan destinasi pariwisata berbasis teknologi di Indonesia. Hariyanto menyebutkan bahwa Kemenparekraf akan terus berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan keberhasilan dan pengembangan proyek ini di masa depan. (seno)
BACA JUGA:Penyebab Kebakaran di TPA Kopi Luhur, Pj Walikota Cirebon: Faktor Cuaca dan Pemulung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: