Husain, Wartawan Cirebon Pimpin MWC NU Kecamatan Kapetakan Masa Khidmat 2025-2029
Konferensi MWC NU Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Minggu 1 Desember 2024.-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-
Berkaitan dengan fikrah NU, Kiai Wawan menyebutkan ada 3 pemikiran yang harus dijadikan pijakan. Yakni Fikrah Manhajiyah (pemikiran metodologis), Fikrah Wasatiyah (pemikiran moderat), dan Fikrah Tathawwuriyah (pemikiran dinamis).
"Artinya NU ber-mazhab, namun tetap moderat dan dinamis," sebutnya.
Kemudian, soal Harakah NU, kata Kyai Wawan, terdiri dari dua, yaitu Himayah dan Ishlahiyah.
"Harakah Himayah berarti NU menjaga ajaran Ahlaussunnah wal Jamaah yang mengedepankan sikap toleran, moderat dan adil."
"Sementara Harakah Ishlahiyah berarti NU mengupayakan perubahan menuju ke arah yang lebih baik," terangnya.
Sedangkan, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Azis Hakim Syaerozi yang menutup konferensi MWC NU Kapetakan menyampaikan beberapa pesan penting kepada pengurus MWC NU Kapetakan ke depan.
Pertama, Kiai Aziz berpesan bahwa gedung MWC NU yang sudah dibangun pengurus sebelumnya untuk menjadi pusat gerakan NU. Berikutnya, pengurus MWC NU harus bisa menjadi khatib warga NU.
BACA JUGA:OJK Dorong Roadmap Kelembagaan Mikro untuk Memperkuat Perekonomian Masyarakat
BACA JUGA:Wisata Alam di Kuningan Cocok untuk Etnaprana Wellness yang Ampuh untuk Penyembuhan
"Rekatkan antara jamiyah dengan jamaah. Tidak hanya sebagai menjadi kekuatan civil society, tapi NU harus di atas partai politik. Untuk umat rahmatan lil alamin."
"Tidak memandang afiliasi partainya ke mana, pesantrennya di mana, kuwunya siapa, majelis taklimnya dimana, jamiyahnya siapa, asalnya dari mana, dan lain sebagainya. Struktur NU dari pengurus MWC hingga ranting harus menyatu dengan warga NU," pesannya.
Kedua, PCNU Kabupaten Cirebon ingin memperkuat organisasi di tingkat MWC. Maka seluruh kegiatan tingkat PC selalu dikonsolidasikan dengan MWC. Apakah itu Harlah, HSN dan kegiatan maupun agenda lainnya.
"Cara berpikir pengurus MWC NU ke depan harus lebih terbuka. Pengurus MWC demisioner punya potensi yang perlu dirangkul. Karena tugas ke depan tidak ringan."
"Sehingga hasil perkhidmatan MWC lama yang sudah ada terus dilanjutkan dan dikembangkan," ungkap Kiai asal Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin ini.
Pesan yang ketiga adalah MWC NU harus tertib administrasi. Bahkan, seiring era cyber, ke depan pengurus NU harus melek administrasi digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase