Kisah 13 Tahun Menjadi Guru Honorer, Wanita Asal Tuban Ini Kerap Gagal Lulus PPG

Tenaga honorer 13 tahun asal Tuban, Jawa Timur akhirnya lulus PPG.-Andre Mahardika-RADARCIREBON.COM
KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Salah satu peserta Yudisium Pengukuhan dan Sumpah Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari Tuban, Jawa Timur, Garwati mengaku, bahwa dirinya mendapat panggilan untuk mengikuti PPG di Universitas Kuningan (Uniku).
"Ya itu masalah PPG itu kan undangan dari pusat, yang sudah ikut masuk Dapodik, ikut terundang gitu, dari Jatim ikutnya disini, Jabar," tutur Garwati.
Nampaknya, bukan kali ini saja proses yang diikuti guru mata pelajaran Bahasa Inggris salah satu SMK Swasta di Tuban, dirinya telah mengikuti tes serupa namun belum berhasil lulus.
BACA JUGA:BRIS Tunjukan Kinerja Positif di Tengah Ketidakpastian Pasar
BACA JUGA:Sebanyak 35 Mahasiwa STTC Gelar Proses Wisuda, Adam Safitri: Perjalanan Baru Saja Dimulai
BACA JUGA:Jangan Terlewatkan! Tiket Tambahan Angkutan Lebaran 2025 Mulai Dibuka Minggu 23 Februari 2025
"Saya sudah masuk Dapodik tuh sejak 2012, berapa kali ikut tes PPG itu ga lulus, alhamdulillah tahun ini bisa mengikuti dan lulus," ucapnya.
Disinggung mengenai seberapa pentingnya mengikuti proses PPG, guru yang pernah dua kali gagal lolos CPNS dan PPPK ini mengatakan sangat penting sekali.
"Seberapa penting ya, penting sekali, ya terutama untuk ekonomi keluarga, terus sekarang menjadi terjamin," ucapnya lagi.
"Ikut CPNS 2 Kali gagal, menggunakan paper sekali, online sekali, ikut juga UNS di Solo, mudah-mudahan bisa menambah semangat guru kedepannya," imbuh Garwati.
BACA JUGA:Luncurkan Koleksi Busana Lebaran 2025, Ivan Gunawan Lakukan Ini di Cirebon
BACA JUGA:Keselamatan Berkendara Motor di Berbagai Kondisi Cuaca
Sedangkan, disinggung kembali mengenai peluang lolos jika ada seleksi ASN kembali, dirinya merasa lebih percaya diri dengan lembar sertifikat yang baru saja didapat.
"Bicara peluang untuk lolos ASN, kurang tahu, tapi agak pede, kan sekarang untuk jadi seorang Guru harus punya Sertifikat PPG," katanya dengan pede.
Lebih daripada itu, dengan kelulusan dan tambahan gelar yang dimilikinya, dirinya berharap akan peningkatan ekonomi keluarga.
BACA JUGA:Sidang Dugaan Asusila Pemilik Yayasan Akan Kembali Digelar, Agus Prayoga Siapkan Dokter Obgyn
BACA JUGA:Setelah Uganda, Ivan Gunawan Bangun Rumah Tahfidz Qur’an di Depok
BACA JUGA:Alhamdulillah, Kuota Haji Khusus Sudah Lunas Bipih 100 Pesen
Pasalnya, sudah tiga belas tahun dirinya masih berstatus sebagai tenaga honorer dengan penghasilan yang dirasa kurang mencukupi.
"Saya 13 tahun ngajar, belum diangkat, honor pertama sekitar lima ratus ribu, terakhir tuh satu juta. Menurut saya sih bukan bicara layak tidaknya, ya kurang," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase