Ganti Menteri Ganti Kurikulum, Reformasi Pendidikan atau Sekadar Eksperimen Kurikulum?

Ganti Menteri Ganti Kurikulum, Reformasi Pendidikan atau Sekadar Eksperimen Kurikulum?

Erni Johar.-ist-

Di sisi lain, reformasi pendidikan idealnya tidak hanya berfokus pada struktur kurikulum, tetapi juga pada peningkatan fasilitas pendidikan. 

BACA JUGA:Promo 25 Persen Mudik Pakai KA Cakrabuana dan Gunung Jati, Berikut Syarat dan Ketentuannya!

Di daerah terpencil, banyak sekolah yang masih mengalami keterbatasan sarana dan prasarana. Tanpa fasilitas yang memadai, perubahan kurikulum hanya akan menjadi teori tanpa implementasi yang nyata. 

Keberhasilan reformasi pendidikan juga sangat bergantung pada dukungan pemerintah dalam menyediakan pelatihan yang berkelanjutan bagi guru. 

Program pengembangan profesionalisme guru seharusnya menjadi prioritas utama dalam setiap perubahan kurikulum, bukan sekadar pelatihan singkat yang dilakukan secara terburu-buru.

Selain itu, reformasi pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan masa depan, bukan hanya menyesuaikan dengan tren sesaat. 

Pendidikan yang baik harus mampu membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, kreatif, serta kemampuan adaptasi di tengah perubahan dunia yang semakin cepat. 

Salah satu solusi konkret dalam menghadapi tantangan ini adalah melakukan evaluasi menyeluruh sebelum menerapkan kurikulum baru. 

Pemerintah harus melibatkan para akademisi, praktisi pendidikan, serta masyarakat dalam merancang sistem pendidikan yang benar-benar relevan dan aplikatif.

Diperlukan stabilitas dalam kebijakan pendidikan agar setiap reformasi yang dilakukan tidak berubah-ubah secara drastis dalam waktu singkat. 

BACA JUGA:Jelang Idul Fitri, Perusahaan Ini Bagikan Ratusan Paket Sembako ke Warga Kampung Pesisir Kota Cirebon

Konsistensi dalam sistem pendidikan akan memberikan kepastian bagi guru dan siswa dalam menjalankan proses belajar-mengajar dengan lebih efektif.

Dalam jangka panjang, peningkatan kualitas pendidikan harus didukung dengan penguatan budaya literasi di kalangan siswa. 

Perubahan kurikulum tanpa peningkatan budaya membaca dan menulis hanya akan menghasilkan generasi yang memiliki wawasan sempit dan kurang kritis terhadap lingkungan sekitarnya. 

Pendidikan juga harus lebih fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri. Kurikulum yang terlalu teoretis tanpa aplikasi praktis akan membuat lulusan sulit bersaing di dunia kerja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: