Garam Belum Digarap Maksimal, Bappelitbangda Kabupaten Cirebon Susun Strategi Pengembangannya
Garam adalah salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Cirebon.-istimewa-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Sebagai daerah yang terletak di pesisir Pantai Utara Jawa (Pantura), Kabupaten Cirebon memiliki potensi hasil kelautan dan perikanan yang melimpah, salah satunya garam.
Dengan memiliki garis pantai yang membentang kurang lebih 54 kilometer, garam menjadi salah satu komoditi andalan Kabupaten Cirebon.
Kendati demikian, potensi garam yang melimpah, sejauh ini belum tergarap secara maksimal. Oleh sebab itu, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Cirebon, saat ini tengah menyusun strategi pengembangan sektor garam.
Penyusunan ini terdiri dari identifikasi dan optimalisasi potensi lahan. Kemudian peningkatan teknologi produksi garam.
BACA JUGA:Penyebab PSSI Belum Putuskan Menggelar Piala Indonesia Musim 2025-2026
BACA JUGA:Harus Kerja, Penerima Bansos Dibatasi Hanya 5 Tahun
BACA JUGA:Masih Tahap Obrolan, Jalur Laut Bisa Jadi Alternatif Umat Islam Indonesia Pergi ke Tanah Suci
Selain itu, penguatan kelembagaan petani garam. Fasilitasi sertifikasi dan standarisasi produksi, promosi dan kemitraan dengan industri hilir.
“Kami ingin garam Cirebon tidak hanya menjadi bahan baku, tapi juga menjadi produk bernilai tambah tinggi. Garam kesehatan misalnya, memiliki pasar ekspor yang besar,” kata Kepala Bappelitbangda Kabupaten Cirebon, Dangi SSi MSn MT, Senin 7 Juli 2025.
Disebutkan, berdasarkan hasil hitung sederhana, jika tersedia lahan garam seluas 600 hektare, dengan rata-rata produksi garam 30 ton per hektare per musim atau 60 ton per tahun, dan harga jual Rp 3.000 per kilogram. Maka potensi omzet dari garam krosok bisa mencapai Rp 100 miliar per tahun.
“Itu baru dari garam krosok yang digunakan untuk industri,” sebutnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa nilai ekonomi akan jauh lebih tinggi jika garam diolah menjadi garam kesehatan atau garam konsumsi khusus.
BACA JUGA:Kapan Sekolah Rakyat Dimulai? Berikut Detail Penjelasan Mensos
BACA JUGA:Buka Kejuaraan Karate Liga Pelajar Dispora 2025, Inilah Harapan Wakil Bupati Cirebon
Misalnya, dari lahan seluas 100 hektar saja, jika menghasilkan 60 ton per hektar per tahun dengan harga jual Rp 15.000 per kilogram, total omzet bisa mencapai Rp 90 miliar.
Jika melihat potensi pasar Indonesia yang masih mengimpor garam dalam jumlah besar setiap tahunnya. Terutama untuk kebutuhan industri pangan dan farmasi.
Dengan mengembangkan produksi garam lokal, termasuk dari Cirebon, ketergantungan terhadap impor bisa dikurangi.
“Cirebon bisa menjadi bagian dari solusi. Tidak hanya menopang kebutuhan nasional, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” ungkapnya.
“Bermodal tekstur tanah yang baik, wilayah pesisir Cirebon memiliki potensi menjadi sentra produksi garam industri dan garam kesehatan. Ini bagian dari pembangunan ekonomi baru yang berkelanjutan,” imbuhnya. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: reportase


