Obama Kritik Travel Warning ke Afrika Barat
AMERIKA – Wabah ebola yang mulai menyebar di Benua Eropa dan Amerika membuat masyarakat internasional panik. Belakangan, banyak negara yang menerbitkan larangan bepergian ke Afrika Barat. Kemarin (18/10), Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengimbau publik agar tidak berlebihan mereaksi wabah ebola. ’’Rakyat Amerika tidak perlu histeris atau takut berlebihan dalam menghadapi virus ebola yang mematikan itu,’’ kata pemimpin 53 tahun tersebut dalam pidato mingguannya. Dia lantas meminta masyarakat Negeri Paman Sam waspada, tapi tetap sabar dan realistis. Menurut dia, pemerintah, rakyat, serta media mempunyai peran penting masing-masing untuk menghadapi ebola. “Ini penyakit yang serius. Tapi, kita tidak boleh histeris atau takut berlebihan. Sebab, semua itu hanya akan membuat masyarakat tidak mendapatkan informasi yang benar,’’ tandas Obama. Ebola, lanjut presiden kelahiran Hawaii tersebut, adalah wabah yang harus dihadapi dengan ilmu pengetahuan. Masyarakat internasional, menurut dia, tidak akan bisa menghadapi ebola tanpa informasi yang benar dan data yang akurat. Dalam kesempatan itu, Obama juga menegaskan bahwa larangan bepergian ke negara-negara yang kini lumpuh karena terserang ebola bukanlah cara yang efektif. Sebaliknya, larangan bepergian ke Afrika Barat hanya akan memperburuk wabah yang sudah menjangkau daratan Eropa dan Amerika tersebut. “Ebola tidak akan menjadi wabah atau epidemi di Negeri Paman Sam meski sudah mulai merebak di negara itu. Tidak menutup kemungkinan ada kasus-kasus yang belum terungkap. Tapi, jangan khawatir. Kita tahu bagaimana caranya memenangkan pertempuran (melawan ebola, red) ini,’’ tegasnya. Sejauh ini, virus yang menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh pasien itu sudah memakan 4.555 korban jiwa. Pada Jumat (17/10), Bank Dunia menyatakan bahwa masyarakat internasional telah kalah dalam memerangi ebola. Sebab, kini virus tersebut sudah bisa menular di luar Afrika Barat. Tepatnya, di Eropa dan AS. Berdasar data Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien yang kini menjalani perawatan isolasi gara-gara terjangkit ebola mencapai 9.216 orang. Terpisah, para pakar kesehatan juga menuturkan, larangan bepergian ke Afrika Barat atau menyetop penerbangan dari kawasan tersebut bukanlah cara yang bijaksana. ’’Isolasi semacam itu justru akan membuat bantuan obat-obatan, logistik, dan paramedis tidak bisa menjangkau Liberia, Sierra Leone, dan Guyana,’’ jelas Lawrence Gostin, pakar kesehatan global Georgetown University Law Center. Padahal, menurut dia, untuk menghentikan wabah mematikan tersebut, Afrika Barat membutuhkan banyak bantuan. Terutama bantuan tenaga medis, obat-obatan, serta makanan. Tanpa bantuan dari negara lain, tiga negara yang menjadi ’’sarang’’ ebola itu akan semakin terpuruk. Akibatnya, wabah ebola menjadi lebih cepat menyebar. Yakni, tidak hanya di Afrika Barat, tetapi di seluruh penjuru dunia. (ap/afp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: