Mutasi Didominasi Alumni STPDN
Generasi Emas Jilid Dua Isi Eselon Tiga KEJAKSAN– Setelah sembilan nama pejabat eselon tiga dikirimkan ke Bandung untuk mendapatkan promosi eselon dua, otomatis tiga kursi yang ditinggalkan akan di isi pejabat eselon empat yang mendapatkan promosi. Bahkan, saat ini ada empat kursi eselon tiga yang kosong. Perebutan kursi eselon tiga didominasi lulusan STPDN. Meskipun demikian, ada PNS dari lulusan non STPDN. Mereka generasi emas jilid dua di Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon. Sumber Radar Cirebon mengatakan, beberapa nama alumni STPDN akan mengisi kursi kosong yang ditinggalkan pejabat eselon tiga yang mendapatkan promosi eselon dua. Selain nama Yoga Pramono SSTP MSi yang saat ini menjabat sebagai kepala Sub Bagian Protokol Pemkot Cirebon, nama lain yang bersaing adalah Sigit Raharjo SSTP MM yang saat ini kepala Sub Bagian Kesbangpol Administrasi Kemasyarakatan Setda Kota Cirebon. Nama lain yang mencuat, Lurah Kecapi Adam Wallesa SSTP MSi. “Ketiganya alumni STPDN. Memiliki kualitas kinerja dan kompeten,” ujar sumber Radar, Minggu (19/10). Meskipun demikian, ada beberapa nama lain di luar alumni STPDN yang bersaing mendapatkan promosi. Untuk Yoga Pramono, masa kerja banyak dihabiskan di lingkungan Setda Kota Cirebon. Begitupula dengan Sigit Raharjo. Tiga kali menjabat eselon IVa di lingkungan Setda Kota Cirebon, membuat alumni STPDN dan UGM ini menjadi salah satu nama yang disebut generasi emas jilid kedua. Sedangkan, Adam Wallesa termasuk yang paling muda di antara ketiganya. “Bisa jadi satu diantara mereka akan promosi,” terka sumber itu lagi. Berkas promosi eselon tiga dan empat sedikit berbeda dengan promosi eselon dua yang harus dikirimkan ke Provinsi Jawa Barat. Sebab, kebijakan akhir promosi eselon tiga dan empat ada pada wali kota selaku pemegang kebijakan tertinggi. Hal ini pernah ditegaskan Wali Kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM. “Untuk promosi eselon tiga dan empat, kebijakan ada di kepala daerah. Itu sudah dipersiapkan dan akan ditentukan setelah ada tiga nama untuk promosi eselon dua,” ujarnya kepada Radar, beberapa waktu lalu. Seperti yang disampaikan sebelumnya, sembilan nama untuk posisi eselon didominasi dari para kepala bagian (kabag) di Sekretariat Daerah Kota Cirebon. Sembilan nama yang dikirimkan ke Provinsi Jawa Barat itu adalah Kabag Humas Agus Sukmanjaya, Kabag Perekonomian Setda Drs Agus Mulyadi MSi, Kabag Perlengkapan Kadini Ssos, Kabag Administrasi Kemasyarakatan Drs Jaja Sulaeman MPd, Kabag Administrasi Pembangunan Drs Abdullah Syukur MSi, Sekretaris Dinsosnakertrans Dra Maemunah MSi, Kepala Bidang Sarana Prasarana DKP Ir Yudi Wahono DESS, Kepala Bidang Perbendaharaan DPPKD Eko Sambudjo Ssos dan Sekretaris DKP Henda SH MH. Hingga saat ini, nama-nama tersebut belum kembali untuk dipilih tiga diantaranya. Jika sudah ditemukan, pergeseran rotasi dipastikan terjadi untuk pejabat eselon dua. Sebab, kata sumber Radar, ketiga pejabat promosi tidak akan ditempatkan di posisi staf ahli wali kota. Sedangkan, untuk mengisi posisi tiga kursi tambahan staf ahli, akan di isi oleh pejabat eselon dua yang senior. Beberapa nama PNS eselon dua senior sempat muncul sebagai calon staf ahli. Yakni Kepala Disporbudpar Drs Dana Kartiman, Kepala Bapusipda Drs Hayat MSi dan Kepala Bappeda Ir Budi Raharjo MBA.Terkait sembilan nama pejabat eselon tiga, Sekda yang juga Ketua Tim Badan Pertimbangan Kepangkatan dan Jabatan (Baperjakat) Kota Cirebon Drs Asep Dedi MSi menyatakan, sembilan nama pejabat eselon IIIa yang diajukan ke Bandung akan dinilai dengan sistem skor. Mulai dari tingkat pendidikan, pengalaman diklat, dan lainnya. Asep Dedi menjelaskan, setelah dikirimkan, tiga dari sembilan nama itu akan keluar menjadi pejabat eselon dua. “Hanya tiga diantaranya yang promosi. Untuk pejabat eselon tiga dan empat menunggu hasil dari eselon dua. Yang pasti promosi pejabat eselon tiga dan empat tetap berpegang pada pemenuhan syarat administrasi,” paparnya. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: