Republik Optimistis Kuasai Kongres Amerika

Republik Optimistis Kuasai Kongres Amerika

WASHINGTON - Di tengah masa kepemimpinannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama harus menghadapi ujian. Kemarin (4/11) Negeri Paman Sam melangsungkan pemilu sela yang membuka lebar peluang Partai Republik untuk mendominasi Kongres. Khususnya merebut kuasa Partai Demokrat atas Senat. Kemarin tempat pemungutan suara (TPS) pertama buka di tujuh negara bagian. Yakni, Indiana, Kentucky, Maine, New Hampshire, New Jersey, New York, dan Virginia. Seperti pemilu sela pada periode sebelumnya, para pengamat politik meramalkan bahwa kubu Obama tidak akan menang. Tetapi, Demokrat juga belum tentu kalah. Pada pemilu sela sebelumnya, hasil perolehan suara Demokrat dan Republik hampir imbang. Menjelang coblosan, hasil jajak pendapat masih berpihak pada Republik. Beberapa survei terbaru menyebutkan bahwa Republik bakal menuai kemenangan di Negara Bagian Washington. Sementara itu, suara dua partai bakal berimbang di Negara Bagian Alaska dan North Carolina. Tetapi, Republik tetap optimistis bahwa pemilu sela kali ini bakal berpihak kepada mereka. \"Kami akan mewujudkan harapan untuk menjadi kelompok mayoritas dalam pemerintahan,\" kata Mitch McConnell, anggota Senat AS yang berasal dari Republik. Politikus senior asal Kentucky itu yakin partainya akan menang besar di negara bagian yang menjadi basisnya tersebut. Dia berharap Republik juga panen dukungan di negara bagian-negara bagian yang lain. Optimisme yang sama muncul dari Rand Paul. Politikus 51 tahun yang merupakan salah satu kandidat kuat presiden dalam Pilpres 2016 mendatang tersebut yakin peta politik bakal berubah. Meski gagal menempatkan kandidatnya pada kursi presiden, Republik yakin bakal bisa mengendalikan pemerintahan dari sisi legislatif. Berbekal dominasi mereka di House of Representatives (DPR), Republik ngotot menguasai Senat. \"Angin berpihak kepada kami. Saya rasa, masyarakat sudah siap menyambut kepemimpinan baru,\" papar Paul dalam wawancara dengan CNN. Dia yakin, setelah memenangkan pemilu sela, Republik akan mampu mengendalikan pemerintahan. Apalagi, saat ini, popularitas Obama sedang turun karena isu wabah ebola dan penanganannya serta perekonomian AS sedang kurang bergairah. Paul menyebut pemilu sela yang mempertaruhkan seluruh kursi DPR dan sepertiga kursi Senat itu sebagai referendum bagi presiden. Sebab, jika Republik menang, Obama harus siap menjadi pemimpin yang tidak bisa bebas memerintah. Dia harus berhadapan dengan rival politiknya di Kongres AS. Sudah pasti, dia harus bekerja keras mengegolkan kebijakan-kebijakannya. Meski saat ini sudah mendominasi DPR, para pengamat politik yakin Republik bakal memperoleh kursi tambahan melalui pemilu sela. Dengan demikian, posisi mereka dalam DPR akan semakin mantap. \"Republik punya 70 persen sampai 77 persen kesempatan untuk juga memenangkan Senat,\" terang salah satu lembaga survei. Jika itu terjadi, Demokrat bakal kehilangan tajinya dalam pemerintahan Obama. Optimisme Republik terhadap pemilu sela kali ini sebenarnya sudah terasa sejak masa kampanye. Para politikus Republik yang bertarung memperebutkan kursi-kursi kosong DPR dan Senat menyerang kelemahan Obama secara bertubi-tubi. Program asuransi kesehatan lagi-lagi menjadi topik yang paling banyak mereka angkat. Selain itu, mereka mengkritisi kebijakan perekonomian Obama dan isu ebola. Sebaliknya, Demokrat justru menunjukkan kelesuan mereka pada masa kampanye. Politikus-politikus yang berebut kursi dengan Republik malah menghindari topik kampanye yang melibatkan presiden. Mereka juga tidak memasang foto Obama di lokasi-lokasi kampanye demi mempertahankan citra partai. Para politisi Demokrat berusaha mempertahankan 55 kursi yang mereka miliki di Senat. (AP/AFP/hep/c20/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: