Investasi Mencapai Rp2,8 Triliun

Investasi Mencapai Rp2,8 Triliun

Melebihi Target Senilai Rp470 Miliar INDRAMAYU – Investasi di Kabupaten Indramayu ternyata masih cukup tinggi. Kepala Bidang Penanaman Modal, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Indramayu, Dadang Oce Iskandar mengatakan, nilai investasi yang tercatat pada tahun ini sebesar Rp2,8 triliun. Rinciannya, Rp1,3 triliun berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan 12.365.621 dollar AS atau Rp1,5 triliun (kurs rupiah Rp12.137 per dollar AS) dari penanaman modal asing (PMA). Untuk PMDN, nilainya disum­bangkan dari 12 perusahaan yang semuanya bergerak di bidang properti. Sementara PMA, nilainya disumbangkan dari 3 perusahaan yang masing-masing bergerak di bidang budi­daya ayam ras (PT New Hope Farm), pengepakan ba­han nikel (PT Indomulia Cip­ta Nusantara), dan industri pem­buatan jok (PT Grand Indonesia). “Nilai investasi tahun ini sudah melebihi target Rp470 miliar. Juga melebihi tingkat investasi tahun lalu sebesar Rp333 miliar,” katanya. Oce Iskandar menambahkan, investasi yang tercatat belum tentu terealisasi tahun ini. Bisa dalam jangka waktu 2-3 tahun ke depan. Dari PMA sendiri, yang sudah terealisasi baru satu perusahaan, yakni PT Grand Indonesia. Sementara dari PMDN belum ada yang terealisasi. Menurutnya, perusahaan-perusahaan yang belum terealisasi nilai investasinya berarti masih dalam tahap proses perizinan. Oce mengatakan, PMA ada­lah yang paling banyak menyerap tenaga kerja for­mal. Dia mengestimasikan, total 800 orang bisa terserap sebagai pekerja formal di tiga perusahaan tersebut. Sementara untuk PMDN, serapan kerjanya lebih kepada pekerja musiman, karena sektornya bergerak di bidang perumahan. “Sektor properti seperti itu, serapan pekerjanya paling antara 1-2 tahun dan yang terserap adalah kuli bangunan. Sementara PMA, ada yang masuk ke tataran manajemen,” ujarnya. Dia menambahkan, bila sudah membicarakan tenaga kerja yang terserap, akan tergantung kepada pekerjanya itu sendiri. Apakah etos kerjanya sesuai atau tidak, misalnya dalam hal keuletan dan kerajinan. “Bila tidak, terbuka kemung­kinan yang terserap adalah dari luar Indramayu. Meski kami sudah menekankan dalam PMA, yang didahulukan adalah tenaga kerja asal Indramayu,” tuturnya. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: