Daya Beli Masyarakat Tetap Tinggi

Daya Beli Masyarakat Tetap Tinggi

CIREBON- Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi membuat harga kebutuhan pokok ikut terdongkrak naik. Namun demikian, respons pasar atas kenaikan BBM dan sembako ini tidak terlalu signifikan mempengaruhi daya beli masyarakat. Pasalnya kondisi di sejumlah pasar tradisional masih ramai pengunjung dan aktivitas jual beli. Salah seorang pedagang di Pasar Kanoman, Ahmad Tabroni, mengatakan walaupun ada kenaikan harga sejumlah komoditas tidak ikut mempengaruhi daya beli masyarakat. \"Memang ada kenaikan, tapi kan bertahap. Tidak sekaligus, jadi tidak kaget. Saya rasa tetap saja, tidak menurunkan daya beli masyarakat, di lapangan tidak ada perubahan dan gejolak. Soalnya ini kan kebutuhan pokok sehari-hari, kecuali untuk tarif angkutan yang memang terkena dampak secara langsung,\" ujarnya. Disebutkan dia, sejumlah komiditas sudah mengalami kenaikan beberapa pekan sebelum kenaikan BBM diumumkan. Seperti halnya rokok yang naik Rp30.000 per slot. Produk-produk kemasan, yang naik 2 persen. Gula pasir dari Rp8.400 menjadi Rp 8.600, telur Rp18.500/kg dan beras yang mengalami kenaikan sebesar Rp200 per kg. \"Naiknya gak terlalu signifikan sih. Tapi gak tahu ke depan apakah ada kenaikan lagi atau tidak,\" sebutnya. Pedagang sembako di Pasar Kanoman, Ibu Hj Udin, memprediksi walaupun kenaikan sembako belum siginifikan tapi ia meyakini harga akan terus bergerak naik. \"Kalau konusmen tetap ada, memang ada yang protes tapi tetap saja dibeli karena butuh sih,\" ucapnya. Berbeda halnya dengan sembako, harga sayur mayur terutama cabai justru mengalami kenaikan lebih dari tiga kali lipatnya. Pedagang sayuran, Maman, menyebutkan untuk harga cabai merah mencapai Rp50 ribu/kg dari sebelumnya Rp15.000, cabai rawit Rp 50ribu/kg, dan cabai keriting Rp 50ribu/kg. \"Naiknya udah lama, karena stoknya sudah berkurang, tapi pas ada kenaikan jadi semakin bertambah naik, setiap hari naiknya bisa mencapi Rp 5.000,\" katanya. Hal ini dipicu juga dengan kenaikan BBM. Menurut dia, sebenarnya pemicu utama karena minimnya stok cabe dari petani. \"Karena lagi kosong aja, kalau lagi musim dan stok berlimpah harga juga akan turun lagi,\" ulasnya. Kenaikan harga juga tak ikut menaikan harga makanan rakyat, tempe. Harga tempe masih tetap dijual dengan harag Rp5000 per batang. \"Kalau tempe masih tetap harganya gak naik,\" ucap Ema, pedagang Tempe di Pasar Kanoman. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: