Afghanistan Minta Bantuan NATO

Afghanistan Minta Bantuan NATO

KABUL - Pasukan Afghanistan akhirnya menyerah untuk menghadapi Taliban. Mereka kembali meminta bantuan NATO untuk menghadapi militan yang pernah berkuasa di Afghanistan tersebut. Permintaan mendatangkan pasukan NATO itu telah disetujui Majelis Rendah Afghanistan dan akan diajukan ke Majelis Tinggi. \"Ini adalah langkah yang bagus untuk memperkuat kedaulatan nasional Afghanistan,\" ujar Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Sebanyak 152 anggota Majelis Rendah Afghanistan menyetujui Kesepakatan Keamanan Bilateral (BSA) dan Kesepakatan Status Pasukan (SoFA) tersebut. Hanya lima anggota yang menolak. Presiden yang terpilih pada September lalu itu memang menyambut baik persetujuan dari Majelis Rendah tersebut. Selama ini Ghani memang berbeda dengan presiden pendahulunya, Hamid Karzai. Karzai tidak suka pasukan NATO dan Amerika Serikat berseliweran di negaranya. Dia bahkan dengan tegas meminta mereka cepat hengkang dan menolak menandatangani kesepakatan kerja sama militer dengan AS dan NATO. Namun, Ghani langsung menandatangani kesepakatan itu beberapa hari setelah dirinya diangkat menjadi presiden. Dalam persetujuan yang ditandatangani Majelis Rendah tersebut, mereka memperbolehkan sekitar 12.500 personel yang dipimpin NATO tetap tinggal di Afghanistan. Sejatinya masa tugas pasukan NATO di Afghanistan habis pada 31 Desember tahun ini. Sebagian besar personel bahkan telah dipulangkan dan serah terima barak sudah dilakukan. Setelah mayoritas pasukan NATO hengkang, polisi dan militer Afghanistan sulit mengendalikan militan Taliban. Serangan demi serangan oleh Taliban membuat mereka kewalahan. Padahal, saat upacara serah terima, petinggi pasukan NATO menyatakan bahwa pasukan Afghanistan telah dilatih dan siap menghadapi Taliban sendirian. Namun, sepertinya ucapan tersebut tidak terbukti. Misi baru pasukan NATO akan diberi nama resolute support. Mereka akan mendukung, melatih, dan memberikan saran kepada pasukan Afghanistan untuk membasmi Taliban. Dukungan itu sejalan dengan operasi antiterorisme yang diluncurkan AS. Sebelumnya pada Jumat (21/11) Presiden AS Barack Obama menyatakan bahwa dirinya akan memperpanjang masa tugas pasukan AS di Afghanistan. Mereka akan ditugasi melawan Taliban dan kelompok lain yang mengancam Afghanistan. Pasukan AS itu didukung pasukan udara. Mulai pesawat jet tempur, pesawat pengebom, dan pesawat tanpa awak. Pasukan AS di Afghanistan nanti juga ditugasi membasmi Al Qaeda dan kelompok-kelompok pecahannya. Sama dengan pasukan NATO, pasukan AS ditugasi melatih tentara Afghanistan. Mereka juga akan diterjunkan untuk bertempur secara langsung dengan Taliban. (AFP/BBC/sha/c7/dos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: