Pedagang Buktikan Ancaman

Pedagang Buktikan Ancaman

Sudah Sepertiga, Sabtu Besok Semua Pedagang Boikot Bayar Retribusi HARJAMUKTI - Pedagang Pasar Perumnas makin kecewa dengan cara penanganan permasalahan yang ditunjukkan jajaran direksi Perusahaan Daerah Pasar. Bahkan, permintaan pedagang yang menghendaki agar Direktur Utama PD Pasar, Darwin Windarsyah datang menemui pedagang, tak kunjung dipenuhi. “PD Pasar tidak becus ngurus pedagang,” tegas Perwakilan Forum Pedagang Pasar Perumnas Aktif (FKPPPA), Muhamad Hasir, saat ditemui di Pasar Perumnas, Jumat (21/10). Menurutnya, keinginan peda­gang saat ini sangat sederhana yaitu direktur utama PD Pasar turun ke Pasar Perumnas untuk menemui pedagang. Kekecewaan pedagang terhadap PD Pasar pun, mulai ditindaklanjuti, sedikitnya sepertiga pedagang pasar yang memboikot pembayaran retribusi sejak kemarin. Rencananya, Sabtu (hari ini) seluruh pedagang Pasar Perumnas kompak memboikot pembayaran retribusi. “Kalau dirut datang ke sini (Pasar Perumnas) dan ada solusi untuk persoalan yang terjadi, baru pedagang akan kembali membayar retribusi,” ujar pedagang yang terkenal vokal ini. Kekecewaan pedagang saat ini, diungkapkannya, tidak hanya kepada direktur utama PD Pasar, tetapi juga kepada anggota DPRD yang menjanjikan akan meninjau kondisi terkini Pasar Perumnas sekaligus menemui pedagang. “DPRD juga cuma janji, katanya akan ke pasar, tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya,” sesalnya. Muhamad menambahkan, sejak Jumat pagi dirinya sudah menyosialisasikan kepada pedagang dengan mendatanginya satu per satu. Semua pedagang pun sudah sepakat 100 persen pedagang akan memboikot pembayaran retribusi. Pedagang Pasar Perumnas lainnya, Ujang, mengaku sampai saat ini pedagang tetap berkonsolidasi. Sebab sebenarnya, tujuan pedagang maupun PD Pasar sama, yaitu untuk terealisasinya renovasi Pasar Perumnas. Pedagang pun sudah tegas menyatakan sikapnya, kalau pun tidak ada solusi lain dan harus menggunakan investor pedagang sudah bersedia. Asalkan syarat-syarat yang diajukan pedagang dipenuhi. Syarat tersebut di antaranya adalah jaminan dari investor, PD Pasar dan pemerintah kota bahwa pedagang lama, baik yang secara langsung dan tidak langsung menjadi korban kebakaran, mendapatkan jaminan untuk mendapatkan kios baru. Sebab kekhawatiran pedagang adalah, pedagang lama justru akan tersingkir karena tidak disetujui aplikasinya oleh bank. Seperti diketahui, mayoritas pedagang saat ini memiliki utang di bank karena membutuhkan modal awal untuk berjualan setelah terjadi kebakaran. “Kita belajar dari kasus Pasar Gunungsari, banyak pedagang lama yang tersingkir karena tidak disetujui kreditnya oleh bank. Kalau tidak ada jaminan, mohon maaf kita menolak,” katanya. Kepala Pasar Perumnas, Wawan Iwan Gunawan, mengakui, setoran retribusi Jumat kemarin turun sampai sepertiganya. Biasanya dalam sehari setoran retribusi bisa melebihi Rp300 ribu. Tetapi akibat adanya pemboikotan oleh sebagian pedagang, kemarin hanya terkumpul Rp280 ribu. “Ya turun sepertiganya lah,” ucap dia. Dijelaskan Wawan, untuk pembayaran retribusi setiap pedagang besarannya berbeda-beda. Untuk pedagang lemprakan rata-rata seribu hingga Rp2 ribu, untuk pedagang kios Rp2 ribu, pedagang petian dan lemprakan rata-rata Rp1,5 ribu. Sedangkan jumlah keseluruhan pedagang saat ini adalah 400. Sayangnya, Direktur Utama PD Pasar, Darwin Windarsyah, justru menghindar saat akan dikonfirmasi. Ketika didatangi di kantornya, seorang staf menyebut atasannya tidak bisa diganggu karena sedang briefing. Saat dihubungi via telepon selularnya, Darwin pun hanya menyatakan dirinya tidak bisa diganggu karena sedang rapat. Namun siang harinya, hingga berita ini diturunkan telepon selular Darwin justru nonaktif. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: