Kuningan Terancam Bencana
BPBD Antisipasi dengan Pusdalop Canggih KUNINGAN - Musim hujan yang sudah di depan mata disikapi serius Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan. Terlebih, sebagian wilayah Kabupaten Kuningan termasuk dalam daerah rawan bencana alam seperti longsor, banjir dan kebakaran. Selain menyiagakan personel terlatih yang siap diturunkan kapan saja, lembaga tersebut juga mempunyai Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) yang dilengkapi peralatan canggih dan terintegrasi dengan sistem kebencanaan provinsi dan pusat. Sehingga, sekecil apapun bencana yang terjadi bisa diakses melalui Pusdalops. Kepala BPBD Kuningan, Agus Mauludin SE MSi menerangkan, tingginya curah hujan di musim penghujan bisa menjadi penyebab terjadinya bencana longsor yang menerjang pemukiman penduduk. Kondisi tanah yang labil dan berbukit menjadi ancaman tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Karena itu, pihaknya terus mengimbau masyarakat di lokasi kawasan rawan longsor agar selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana yang bisa mengintai kapan saja. Ada beberapa kecamatan yang termasuk wilayah rawan longsor sehingga masyarakatnya perlu diimbau agar waspada. Seperti Kecamatan Selajambe, Subang, Cilebak dan kecamatan lainnya. Wilayah ini kondisi tanahnya labil, dan rawan pergerakan tanah. Ditambah lagi banyak masyarakat yang memanfaatkan bukit untuk menanam pohon. Padahal bukit itu didominasi tanah lempung dan hanya bagian atasnya saja yang tanah biasa. “Jika hujan, terjadi kemorosotan tanah dari bagian atas. Ini yang membahayakan bagi masyarakat,” katanya kepada Radar, kemarin. Agus menyatakan, sejak awal musim penghujan, BPBD sudah melakukan antisipasi dan memantau wilayah yang masuk kategori rawan bencana longsor. “Personel kami terus terjun ke lapangan dan melakukan imbauan langsung agar masyarakat waspada. Penyiapan personel ini sebagai bentuk antisipasi kemungkinan terjadinya bencana. Tapi kami berharap, selama musim penghujan tidak ada bencana longsor yang mengakibatkan masyarakat menderita,” ucap mantan Sekdis Dinas Koperasi dan UKM tersebut di ruang kerjanya, kemarin (7/12). Pihaknya saat ini tengah melakukan pendataan jalur-jalur evakuasi jika terjadi bencana. Kemudian juga menentukan titik kumpul yang aman bagi masyarakat. Jalur evakuasi ini juga berlaku ketika terjadi bencana longsor. Masyarakat akan dikumpulkan di titik yang aman. “Oleh sebab itu, kami akan bekerja sama dengan pemerintah desa dan kecamatan di wilayah yang rawan longsor untuk membuat jalur evakuasi. Ini semua kami lakukan demi keselamatan masyarakat sendiri,” paparnya. Selain ancaman longsor, Agus juga menyoroti masih minimnya kesadaran lembaga pemerintah dan swasta menyediakan tabung pemadam kebakaran. Padahal tabung tersebut tersebut sangat penting ketika terjadi kebakaran kecil di sekitar kantor. “Kami mohon kepada instansi pemerintah dan swasta untuk menyediakan tabung pemadam api di ruangannya. Ini sebagai upaya pemadaman tahap pertama menggunakan tabung pemadam jika terjadi kebakaran,” harapnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: