April, Harga Premium Turun, Tapi Kalau Tidak Meleset

April, Harga Premium Turun, Tapi Kalau Tidak Meleset

JAKARTA– Happy nih. Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium bakal lebih murah. Tapi, happy ini belum sekarang. Masih harus sabar. Kalau gak meleset, bulan depan sudah bisa menikmati harga premium lebih murah dari saat ini. Kok bisa harga premium bakal lebih murah? Ternyata karena masih berkutatnya harga minyak dunia di level bawah, dan stabilnya nilai tukar rupiah. Dua hal itu yang membawa dampak positif terhadap harga energi. Bahkan sejak kemarin, tarif listrik per kilo watt hour (kWh) sudah turun. Begitu juga dengan harga BBM jenis pertamax dan pertalite. Soal penurunan harga bahan bakar seri pertamax dan pertalite sudah disampaikan Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang. Dia mengatakan kalau penurunan kali ini lebih banyak ditentukan oleh menguatnya rupiah ketimbang harga minyak dunia. Berbeda dengan PLN, rata-rata harga yang digunakan Pertamina untuk menentukan harga bahan bakar khusus itu dalam dua mingguan. Nah, selama Februari sendiri, Pertamina melihat kalau harga minyak tidak banyak berubah. “Lebih karena nilai tukar. Selama sebulan ini harga minyak relatif stabil,’’ katanya. Mirip dengan harga tarif dasar listrik, harga pertamax series dan pertalite juga terus turun sejak awal tahun. Terus menurunnya harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi sinyal positif untuk penurunan harga premium dan solar. Seperti diketahui, pemerintah memutuskan agar perubahan dua BBM itu tiap tiga bulan. “Insya Allah pasti turun karena harga minyak di indeks pasar dunia rata-rata turun, dan kurs juga menguat,’’ kata direksi yang akrab disapa Abe itu. Namun, dia enggan mengatakan berapa harga keekonomian premium saat ini. Dia hanya mengatakan kalau harga baru akan berlaku pada awal April. Senada, Dirjen Migas Kementerian ESDM Wiratmaja Puja juga memberikan kode yang sama. Asalkan tidak ada rebound yang terlalu kuat pada harga minyak dunia, dan rupiah tetap stabil, maka premium dan solar akan lebih murah. “Insya Allah, iya (akan turun),’’ jawabnya singkat melalui WhatsApp. Wirat juga mengatakan, saat ini belum bisa ditentukan meski ada kecenderungan turun. Menurutnya, perlu lebih dekat lagi dengan pergantian bulan untuk memastikan berapa besaran penurunan harga itu. “Mungkin, sekitar 15 Maret harga baru premium dan solar untuk April sudah bisa dihitung,’’ tuturnya. Dia juga meminta agar masyarakat bisa mengerti atas keputusan pemerintah untuk memberikan harga baru tiap tiga bulan. Sikap konsisten pemerintah itu untuk menjaga stabilitas ekonomi. Sebelumnya, pemerintah sudah mencoba mekanisme tiap bulan tetapi tidak bagus bagi stabilitas ekonomi karena harga-harga terlalu cepat berubah. Potensi penurunan harga premium dan solar juga disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Dia mengakui, harga minyak dunia saat ini memang sedang turun. Namun, belum ada keputusan besaran penurunan harga BBM. “Sedang dihitung Pertamina,’’ ujarnya usai bertemu Dirut Pertamina Dwi Soetjipto di Kantor Wapres kemarin (1/3). Menurut JK, dirinya memanggil Dwi bukan untuk membahas detil rencana penurunan harga BBM, melainkan membahas kinerja perseroan secara keseluruhan serta inovasi-inovasi yang dijalankan di tengah lesunya sektor hulu migas. Salah satu hal yang juga dibahas adalah target meningkatkan stok atau cadangan BBM. “Makanya sekarang Pertamina beli terus,’’ katanya. Senada dengan JK, Dwi juga menyebut jika penurunan BBM per 1 Maret sebagai respons atas turunnya harga minyak memang baru dilakukan untuk jenis pertamax, pertamax plus, dan bahan bakar khusus lainnya. Sedangkan untuk premium, masih dihitung.  “Nanti kami bicara dengan (Kementerian) ESDM dulu,’’ ucap mantan Dirut PT Semen Indonesia itu. Menurut Dwi, fokus Pertamina saat ini adalah bagaimana mengejar efisiensi di segala lini untuk mempertahankan kinerja perseroan. Selain itu, sesuai arahan Presiden Jokowi, Pertamina juga terus berupaya memperkuat stok BBM. “Saat ini kan (stok hanya mampu memenuhi kebutuhan) 30 hari, kita tambah agar lebih lama lagi,’’ ujarnya. Untuk penambahan tersebut, Pertamina kini memaksimalkan keberadaan storage atau tangki penimbunan BBM yang ada di dalam negeri, termasuk mendorong vendor pemasok BBM agar membangun storage di Indonesia. “Kami juga membuka opsi menyewa storage di luar negeri,’’ katanya. Sementara Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Benny Marbun mengatakan penurunan tarif listrik berlaku terhadap 12 golongan tarif. Itu berarti, tarif listrik terus turun sejak awal tahun. “Golongan yang mengikuti mekanisme tarif adjustment, turun antara Rp26 hingga Rp41 per kWh,’’ ujarnya. Lebih lanjut Benny menjelaskan, penurunan tarif itu paling utama disebabkan oleh fluktuasi harga minyak dunia. Dari yang semula rata-rata Desember 2015 USD 35,48 per barel, menjadi USD 27,49 per barel pada bulan Januari. Sedangkan inflasi, turun dari 0,96 persen pada bulan Desember 2015 menjadi 0,51 persen di bulan Januari. Untuk nilai tukar rupiah, perusahaan yang dipimpin Sofyan Basir itu mencatat relatif stabil. Pada Desember 2015 nilai tukarnya Rp13.855 per USD, dan Januari lalu berada di level Rp13.889 per USD. “Meski sedikit, juga membantu turunnya tarif listrik,” kata Benny. Seperti diketahui, untuk menentukan tarif listrik bulan berjalan, PLN menggunakan rata-rata dua bulan sebelumnya. Selain itu, penentuan tarif dasar listrik juga dipengaruhi oleh harga minyak, inflasi, dan nilai tukar. PLN berharap, penurunan tarif itu bisa memberi dampak positif pada industri dan bisnis. “Terutama yang skala menengah dan besar, supaya daya saing industri bisa meningkat,’’ katanya. (dim/owi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: