Metropolitan Cirebon Raya Segera Terwujud

Metropolitan Cirebon Raya Segera Terwujud

Aher: Cirebon Miliki Berbagai Keunikan CIREBON- Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2011 sudah mengembangkan konsep metropolitan di Jawa Barat. Konsep tersebut diyakini dapat mempercepat pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Pemprov menetapkan tiga metropolitan di Jawa Barat yakni metropolitan Bodebek Karpur, Metropolitan Bandung Raya dan Metropolitan Cirebon Raya. Metropolitan Cirebon Raya (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu) akan dikembangkan sebagai metropolitan budaya dan sejarah dengan sektor unggulan wisata, industri dan kerajinan. Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan saat menghadiri seminar Festival Pesona Cirebon 2016 di Bangsal Pagelaran Keraton Kasepuhan, Kamis (31/3). Aher menilai, penatapan Cirebon sebagai Metropolitan Cirebon Raya bukan tanpa alasan. Menurutnya, Cirebon hadir dengan berbagai keunikan. Baik secara fisik dan non fisik. Kata Aher, keunikan Cirebon juga terlihat dari kekayaan tradisi, kuliner dan seni budaya. Ini yang menjadi ciri khas Cirebon. \"Pertama kali saya makan nasi jamblang, sempat ragu. Kenapa bungkusnya pake daun pohon jati? Sehat gak ya. Tapi saya berpikir, mustahil kalau gak sehat kenapa nasi jamblang bisa bertahan sampe sekarang. Ternyata setelah ada penelitian dari ahli biologi, daun jati itu getahnya bermanfaat untuk ketahanan tubuh. Itulah Cirebon, unik,\" ujarnya. Menurut Aher, pemerintah sudah memberikan jalan untuk pengembangan Metropolitan Cirebon Raya. Salah satunya dengan keberadaan Tol Cipali yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tak hanya itu, pada akhir 2017 atau awal 2018, Bandara Kertajati di Majalengka sudah bisa digunakan. Sebagaimana diketahui, Bandara Kertajati dibangun untuk menggantikan fungsi dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Bandara ini memiliki luas lahan 1.800 hektare dan akan dilengkapi dengan akses tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, juga akses kereta. Luas terminalnya mencapai 92.000 meter persegi yang bisa menampung 5-6 juta penumpang. \"Ditambah dengan lahan aerocity seluas 3.200 hektare. Bandara Kertajati ini tak kalah besarnya dengan Bandara Soekarno Hatta,\" tuturnya. Aher menyarankan, meski pergerakkan perekonomian serta kemajuan pariwisata Cirebon semakin baik, identitas Cirebon sebagai kota wali tidak boleh pudar. \"Jangan berubah menjadi kota sekuler, tetap jaga kota wali ini,\" pesannya. (mik/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: