Petani Belum Mau Tanam Padi Pakai Mesin

Petani Belum Mau Tanam Padi Pakai Mesin

CIKEDUNG – Pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) modern belum sepenuhnya diterima secara luas oleh para petani di Kabupaten Indramayu. Mereka justru masih memilih menggunakan cara-cara konvensional di tengah upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI memodernisasi alsintan. “Petani di sini masih awam teknologi modern, jadi masih nyaman cara konvensional,” ucap Wardaya, petani di Kecamatan Cikedung, kepada Radar, kemarin. Dari beberapa alsintan modern, hanya penggunaan mesin traktor untuk membajak tanah sawah yang bisa diterima petani. Sedangkan lainnya sebut saja mesin Combine Harvester untuk memanen padi dan penanaman bibit tanaman padi dengan Rice Transplanter dinilainya akan sulit diaplikasikan. Apalagi ketika uji coba penggunaan kedua mesin itu pada kunjungan kerja Menteri Pertanian RI Dr Ir H Andi Amran Sulaiman di Desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung terjadi kegagalan. “Pas kemarin diuji coba itu kan gagal. Banyak petani yang nonton, mereka akhirnya pesimis teknologi modern itu bisa membantu. Malah dianggap ngerepotin, tidak efesien,” terang Wardaya. Sebelumnya, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman optimis penggunaan mesin pertanian modern bisa meningkatkan produktivitas petani. Secara bertahap, semua alat pertanian akan dimodernisasi sehingga diharapkan bisa meningkatkan produktivitas padi serta memudahkan petani saat tanam dan panen di sejumlah daerah yang selama ini terkenal sebagai sentra produksi gabah. Modernisasi alsintan yang akan dilakukan adalah saat menanam padi hingga panen sehingga bisa mempercepat pemotongan padi yang pada akhirnya bisa meningkatkan produksi. Ia menargetkan selama 2016 produksi padi Jawa Barat 12,42 juta ton, sementara produksi padi nasional sebesar 76,23 juta ton. Pada 2015, Jawa Barat sempat mengalami penurunan produksi 2,33 persen dibanding 2014 dikarenakan kemarau panjang dampak dari El Nino. “Mengingat Kabupaten Indramayu merupakan salah satu sentra produksi padi di Indonesia yang akan sangat berpengaruh pada ketersediaan produksi beras nasional, maka Kementan memberikan perhatian lebih besar program dan kegiatan peningkatan produksi padi,” jelasnya. Selain itu, memasuki musim tanam 2016/2017 pihaknya akan terus  mengkoordinasikan terjaminnya ketersediaan sarana produksi benih, pupuk dan sarana lainnya yang dibutuhkan petani, serta mengoptimalkan pemanfaatan alat mesin pertanian yang tersedia. Mentan juga minta kepada Bulog untuk siap sedia membeli gabah petani sehingga mereka memiliki kepastian pembeli. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: