Paceklik, Nelayan Sukabumi Jual Perahu 

Paceklik, Nelayan Sukabumi Jual Perahu 

SUKABUMI - Sejumlah nelayan di Pantai Palampang, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, terpaksa menjual perahu mereka. Penyebabnya, beberapa bulan terakhir mereka dilanda musim paceklik tangkapan ikan. \"Kami terpaka menjual perahu yang biasa dipakai mencari ikan karena sekarang musim paceklik. Kami sangat kesulitan memperoleh hasil tangkapan ikan, \" kata Dudung, salah seorang nelayan, kemarin (23/5). Alasan menjual perahu kepada sejumlah pengusaha di luar Ciemas untuk mengurangi kerugian lebih besar lagi. \"Daripada saya harus menanggung kerugian lebih besar lagi, barangkali cara seperti ini bisa mengurangi kerugian akibat dampak musim paceklik sekarang ini,\" ungkapnya. Satu unit perahu tradisional jenis congkreng atau beleketek dijual seharga Rp10 juta hingga Rp12 juta. Padahal dalam kondisi baru satu, unit perahu dibeli seharga Rp25 juta. \"Ya mau bagaimana lagi, soalnya perahu yang ada tidak bisa dimanfaatkan untuk melaut lagi,\" katanya. Selama beberapa pekan ini gelombang atau badai di pantai laut lepas mengalami kenaikan hingga tiga sampai empat meteran. Selain itu, empasan angin barat sangat kencang. Kalau dipaksakan melaut, maka akan mengancam keselamatan nelayan. \"Untuk mencegah hal-hal tak diinginkan, maka saya lebih memilih tidak dulu melakukan aktivitas mencari ikan di laut lepas. Terlebih cuaca sekarang ini dirasakan sangat ekstrem,\" ungkapnya. Kendati ada nelayan yang tetap melaut karena tidak memiliki keahlian lain, mereka hanya bisa mencari ikan di tepian dan tidak sampai ke tengah karena tingginya gelombang yang dapat membalikan perahu. \"Sangat berisiko kalau dipaksakan untuk mencari atau menjaring ikan di laut,\" tuturnya. Meskipun saat ini harga ikan melonjak, hasil tangkapan nelayan tidak maksimal. \"Sebetulnya memang harga pasaran ikan relatif selama beberapa pekan ini ada tanda-tanda peningkatan, namun pasokan ikan segar nelayan masih sangat minim,\" akunya. Berbeda dengan nelayan di pantai Palabuhanratu dan Cisolok, sejak cuaca buruk berlangsung mereka lebih memilih untuk berjualan makanan dan minuman kepada para wisatawan yang hendak berekreasi di sekitar Pantai Palabuhanratu. \"Sejak kondisi cuaca buruk saat ini, maka saya lebih memilih untuk berjualan untuk mencari penghasilan tambahan. Soalnya saya sangat membutuhkan biaya untuk menghidupi keluarga sehari-hari,\" ungkap Jejen Jaenal (55), salah seorang nelayan Cisolok. Ia belum bisa memperkirakan kondisi cuaca akan kembali normal. Pasalnya gelombang pasang dan empasan angin barat kian meningkat. Jadi cuaca sekarang sangat sulit dipaksakan untuk melaut. \"Pastinya kami tidak akan melaut dulu sebelum kondisi cuaca benar-benar normal,\" katanya. Menurut Kepala Dinas Perikanan dan kelautan (DPK) Kabupaten Sukabumi Abdul Kodir, upaya mencegah terjadinya korban jiwa akibat luapan gelombang pasang dan tiupan angin kencang di laut lepas dilakukan dengan mengimbau nelayan lebih memilih untuk tidak melaut terlebih dulu sebelum cuaca kembali normal. \"Pasalnya jika dipaksakan melaut dalam kondisi cuaca sangat buruk, maka bakal membahayakan bagi nelayan sendiri,\" ucap dia. (udi)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: