Di Tengahtani Ada Rumah Warisan Belanda yang Sangat Terawat

Di Tengahtani Ada Rumah Warisan Belanda yang Sangat Terawat

RUMAH tua yang dibangun sejak tahun 1813 atau di masa zaman Belanda hingga kini masih berdiri kokoh dan terawat sangat baik. Itulah rumah yang saat ini dihuni oleh pasangan suami istri yakni Alm Aji Anayah dan Nunung. Di tangan mereka berdua rumah tua ini masih tetap berdiri kokoh bahkan menjadi peninggalan antik. Rumah tersebut berada  di  Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon. Di daerah tersebut Ini satu-satunya  bangunan rumah tua yang sangat terawat, terlihat dari mulai pintu gerbang masuk terdapat halaman yang sangat luas dengan disajikan tanaman-tanaman yang menghiasi halaman depan rumah. Terlebih lagi terdapat sebuah bangunan kecil tampak seperti pendopo yang terbuat dari kayu jati. Menurut Nunung, bahwa rumah ini ia dan suaminya baru membelinya dari seseorang sepuh sekitar tahun 2010 silam, yang sebelumnya seperti tidak terawat. Namun ornament dan tiang penyangga atap rumah terlihat masih asli dan  kokoh. Melihat bangunan masih kokoh dan asli, ia dan suaminya itu hanya memperbaiki atap rumah, dan membuat taman tepat di depan rumahnya. “Dulu sekitar tahun 2010 yang lalu kami membeli rumah ini, masih dalam kondisi seperti tidak terawatt, karena suami saya suka dengan bangunan klasik seperti ini, akhirnya kami ambil dengan hanya memperbaiki atap dan membuat halaman di depan rumah, tapi semua titik di rumah ini masih asli tidak ada yang diubah sedikitpun,“ katanya. Masih dikatakan Nunung,  tidak ada bagian dari bangunan rumah ini yang diubah, hanya  mengecat ulang tembok dan  menggunakan keramik. Dan ini semua yang merawat dan mendisain suaminya.  “Suami saya memang suka barang antik, jadi untuk jenis rumah jadul seperti ini, ia pengennya benda-benda yang lama juga, seperti kursi lama yang terbuat dari kayu jati, supaya terkesan asli,“ katanya. Dijelaskan Nunung, semua furniture yang ada dialam rumah ini terbuat dari kayu jati, mulai dari kursi meja, pintu dan jendela, serta sebuah pendopo yang ada di depan rumah itu bahan bakunya dari kayu jati.   “Pintu dan jendela itu masih peninggalan  Belanda dan tidak diganti,” katanya. Menurutnya, puluhan tahun lalu, di wilayah ini masih banyak rumah peninggalan Belanda, akan tetapi karena tidak terawat, sehingga hilang dengan sendirinya.  (arn)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: