Warga Pabuaran Cirebon Ini Sukses Usaha Katering di Makkah

Warga Pabuaran Cirebon Ini Sukses Usaha Katering di Makkah

Perjalanan Umrah Ramadan dan Lebaran Radar Cirebon Group Bersama Salam Tour (16) Puluhan jamaah umrah Ramadan plus Lebaran Salam Tour, tiba di Makkah pada pukul 14.30 waku setempat, setelah menempuh perjalanan tujuh jam dari Madinah, Minggu (26/6). Usai menyimpan koper di Hotel Alfajr Albaeda 4, dengan memakai kain ihram, jamaah berjalan kaki dipandu Ustad Basuni dari Salam Tour, menyusuri jalan Ibrahim Alkhalili menuju Kabah, sambil membaca talbiyah. SETELAH melewati jam raksasa yang berada di atas Royal Tower, jamaah dipandu Ustad Syakir M Nabin memasuki komplek Kabah melalui pintu King Fahd Gate. Saat itu, salat ashar sedang berlangsung di Masjidil Haram. Karena jamaah umrah Salam Tour telah melakukan salat dzuhur dan ashar dengan jamak takdim di rest area antara Madinah dan Makkah, maka jamaah Salam Tour menunggu beberapa menit. Salat ashar berkahir, jamaah dari penjuru dunia termasuk jamaah umrah Salam Tour langsung melakukan tawaf sebanyak tujuh kali. Untungnya, sore itu suhu di Makkah jauh lebih rendah dibanding Madinah, sekitar 33 selsius. Apalagi, umat Islam yang melakukan tawaf hanya setengahnya dari luas komplek Kabah. Meski demikian, tetap saja gesekan antar jamaah tak dapat dihindarkan. Usai tawaf, jamaah langsung melakukan berlari kecil, sai, antara safa dan marwa sebanyak tujuh kali diakhiri mencukur rambut, tahalul. Lima menit menjelang kumandang adzan, jamaah memutuskan berbuka puasa dan salat magrib di marwa. Pagi harinya, pada Senin (27/6), saya beruntung bertemu salah satu pengusaha sukses asal Pabuaran, Kabupaten Cirebon, Tamir Nawi Alawi (61). Pria beranak empat ini bercerita singkat perjalanan usaha kateringnya yang tiga tahun terakhir ini mengontrak tanah kosong seluas 40 meter per segi di daerah Sadamansur Makkah. Tanah kosong itu, ia sulap menjadi dapur katering sekaligus tempat tidur bersama enam karyawannya asal Indonesia. Saat musim umrah ini, Tamrin memasok katering bercitra rasa Indonesia ke tiga perusahaan travel umrah, termasuk Salam Tour. Namun, kata dia, jika musim haji, jumlah perusahaan travel makin banyak yang melakukan kontrak katering dengannya. Bahkan, karyawannya bisa ditambah hingga dua kali lipat. \"Karyawan saya sebagian besar merupakan pelarian dari perusahaan Bin Laden saat sejumlah proyeknya berhenti, pasca insiden jatuhnya crane di Masjidilharam beberapa waktu lalu. Daripada statusnya gak jelas, lebih baik saya tampung untuk bantu-bantu menyiapkan katering,\" ungkapnya. Tamrin mengatakan, untuk menyiapkan katering dengan makanan khas nusantara, bahan-bahan dasarnya membuat katering selain belanja di pasar terdekat di Makkah, juga didatangkan dari Cirebon yang bekerjasama dengan Salam Tour. \"Kalau belanja sayur-syuran asal Indonesia di Makkah, harganya bisa lima kalilipat. Seperti harga jengkol, di sini harganya bisa 25 rial per kilogramnya. Jauh lebih murah jika saya datangkan langsung dari Cirebon ke Makkah,\" ujarnya. Sebelum merintis usaha, pada tahun 1984, ia bekerja sebagai juru masak di salah satu restoran yang menangani katering haji dan umrah di Indonesia. Berkat dorongan kuat sang istri dan sejumlah travel haji dan umrah, ia akhirnya memberanikan diri membuka katering di Makkah dengan nama Jayakarta. \"Istri saya bilang, masa kita bekerja sama orang terus. Kan bapak punya keahlian masak, sudah saatnya punya usaha sendiri. Apalagi bapak punya kenalan ratusan perusahaan travel haji dan umrah asal Indonesia,\" kata Tamir menirukan ucapan istrinya. Sebelum katering Jayakarta berdiri, ia juga mendirikan perusahan serupa bernama Cirebon Catering. Namun, di tengah perjalanan, perusahaan tersebut gulung tikar akibat kisruh antar manajemen di dalamnya. \"Setelah Cirebon Catering bubar, saya langsung mendirikan perusahaan katering baru bernama Restoran Haramain. Lagi-lagi restoran juga terpaksa ditutup usai beda pendapat di antara manajemen,\" katanya. Tamir mangaku, mengawali perusahaan Jayakarta yang izinnya setara CV itu hanya bermodal dengkul. Pasalnya, setiap perusahaan travel haji dan umrah yang bekerjasama dengannya, minimal harus setor di awal sebanyak 50 persen. Bahkan, ada beberapa perusahaan travel haji dan umrah, ia minta pembayaran seratus persen dari kontrak yang disetujui. \"Itulah enaknya memiliki usaha katering hanya bermodal nekat juga bisa jalan. Yang penting memiliki keahlian memasak atau menyewa juru masak serta manjemen yang bagus,\" ujarnya. Selain itu, kata dia, menjalani usaha katering juga harus siap dengan segala resikonya. Seperti, perusahaan travel yang tak bayar penuh serta seringnya berpindah-pindah dapur dan tempat tinggal. \"Saat saya datangi perusahaannya di Indonesia sudah tidak ada. Dari situ, saya mulai melakukan seleksi perusahaan travel yang benar-benar bonafid dan mana jasa travel yang bodong,\" ungkap Tamir. Menurutnya, memesan katering di perusahaannya itu memiliki kelebihan dibanding katering serupa. Karena, jamaah bisa memesan makanan sesuai seleranya. \"Mulai dari bakso, nasi lengko, nasi jamblang hingga masakan khas daerah lain saya siap menyediakan,\" katanya. Di tengah pembicaraan, dering handphone Tamir berbunyi. Ia meminta izin kepada saya untuk mengangkatnya. Dari ucapan Tamir dengan si penelepon yang berbicara bahasa Arab, saya sedikit mengerti apa yang sedang dibicarakan. Belakangan diketahui, si penelepon bernama Husaen. Tamir menyebutnya dengan ami (paman, red) Husain. Dari keduanya diketahui sedang mempersoalkan pembayaran tempat yang disewa Tamir harus segera diselesaikan. Dan Tamir sendiri berjanji akan segera melunasi siang hari sebelum dzuhur, pada Minggu (27/6). Untuk memastikan kebenarannya, saya bertanya kepada Tamir. Siapa gerangan yang menelepon tadi. Ia mengaku seperti yang saya duga, soal tagihan sewa tanah milik Husain. Padahal, kata dia, tanah kosong yang ia sewa sebesar 25 ribu rial atau setara Rp90 juta per tahun itu, kontraknya berakhir setelah Lebaran. \"Biasanya tidak begini (pembayaran sebelum kontrak berakhir, red). Uang sewanya minta segera dilunasi siang ini (kemarin, red),\" ungkapnya dengan nada agak kesal. Ditanya mengapa ia tak membeli saja tanah di Makkah, Tamrin mengungkapkan, pembelian tanah hanya boleh dilakukan oleh warga Makkah. \"Selain harganya mahal, pendatang tak bisa memiliki tanah,\" imbuhnya. (*/bersambung)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: