Kepala SMPN 4 Ngaku Telat Beri Seragam karena Sulit Cari Bahan Kotak-kotak

Kepala SMPN 4 Ngaku Telat Beri Seragam karena Sulit Cari Bahan Kotak-kotak

LEMAHWUNGKUK – Kepala SMPN 4 Kota Cirebon, Tomi Iplaludin (Elang Tomi) akhirnya bisa ditemui. Setelah sulit dicari pasca pengaduan orang tua ke dinas pendidikan, Tomi membeberkan polemik yang tengah membelitnya kepada Radar di kediamannya, Jl Pulasaren, Selasa (28/6). “Ada masalah nonteknis,” ucap Tomi, mengawali perbincangan. Dia lantas merinci masalah yang dimaksudnya. Pihak ketiga atau konveksi yang mengerjakan seragam siswa SMPN 4 kesulitan mencari bahan kotak-kotak. Pada akhirnya, konveksi yang ditunjuk tidak bisa melayani pesanan. Alasannya, pesanan dari SMPN 4 berkategori partai kecil, sehingga konveksi tidak bisa mengadakan bahan yang diminta. Di satu sisi, ia tidak mungkin mengganti seragam identitas SMPN 4 dengan jenis lain yang banyak beredar di pasaran. “Jujur itu salah satu kendala kita. Itu yang sedang kita fikirkan jalan keluarnya,” tuturnya. Tomi lantas meminta maaf kepada para orang tua siswa atas permasalahan yang  timbul. Bahkan, dia memahami dengan reaksi orang tua dan pengaduan ke dinas pendidikan. “Atas nama pribadi dan institusi izinkan saya meminta maaf,” ucapnya. Soal klaim orang tua yang menyebut 60 persen siswa belum menerima seragam, Tomi mengklarifikasi. Dia menyebut, tidak semua seragam mengalami keterlambatan. Ada sebagian siswa yang sudah menerima meski tidak lengkap satu paket. Paket seragam tersebut terdiri dari baju batik, baju koko, baju olahraga dan baju identitas berupa baju kotak-kotak. Dari jumlah 550 anak didik tahun ajaran 2015/2016, yang belum mendapatkan dan mengalami keterlambatan penerimaan seragam identitas sekolah sekitar 340 siswa. Dari 340 siswa tersebut, Tomi menyebut ada sebagian seragam yang sebenarnya sudah jadi. Awalnya direncanakan untuk membagikan seragam tersebut perpaket. Sehingga ketika ada satu item yang masih belum selesai, seragam lain belumbisa didistribusikan. “Kita maunya pembagian itu tidak sepotong-sepotong, tapi perpaket. Pembagiannya sesuai dengan daftar penerima,” katanya. Lantas, kapan paket seragam sekolah itu selesai? Tomi menjanjikan, rencananya di tahun ajaran berikutnya bersamaan dengan siswa baru yang mulai masuk sekolah, paket seragam itu sudah tuntas. Dia pun menyampaikan bahwa selama ini tidak pernah menghilang, seperti yang disebutkan sejumlah pejabat disdik. Tomi mengaku setiap hari berada di sekolah. Kalaupun keluar kantor, selalu berkaitan dengan urusan pekerjaan. “Akhir-akhir ini agenda memang sedang padat, rapat-rapat di dinas sedang banyak. Apalagi lagi persiapan untuk penerimaan siswa baru,” kilahnya. Diakhir pembicaraan, Tomi mengakui, ada rencana untuk pertemuan dengan orang tua siswa. Tujuannya, agar masalah ini tidak semakin melebar. Dia juga membenarkan ada perwakilan dari dinas pendidikan yang memfasilitasi. “Mudah-mudahan setelah pertemuan masalahnya tuntas,” ucap dia. (dri)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: